Standard Chartered Optimistis Pertumbuhan Tetap Dua Digit

Bisnis.com,18 Feb 2014, 16:32 WIB
Penulis: Ria Indhryani

Bisnis.com, BANDUNG — Standard Chartered Bank menargetkan pada 2014 ini perusahaan dapat mencatat pertumbuhan kinerja yang lebih baik dari tahun sebelumnya dengan pencapaian tetap dua digit meskipun tahun ini dinilai merupakan tahun politik.

Country Head, Consumer Banking Standard Chartered Bank Indonesia Lanny Hendra mengungkapkan pihaknya sangat optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya.

“Pada 2013 merupakan tahun yang sedikit cukup sulit bagi perusahaan, meskipun akhirnya perusahaan mampu mengejar target pada semester dua,” katanya saat seminar edukasi keuangan Wealth-on-Wealth, Selasa (18/2/2014).

Lanny mengungkapkan tahun politik 2014 ini memang menjadi tahun yang dinamis, dimana terdapat beberapa faktor ketidakpastian.

Namun, menurutnya masih terdapat cukup banyak indicator-indikoator lain yang menujukan kondisi perekonomian yang lebih baik salah satunya yaitu menguatnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar yang mengalami pergerakan cukup cepat.

“Banyak faktor yang membuat segala sesuatunya mungkin untuk terjadi dan kami menilai tahun politik ini justru akan menjadi tahun yang cukup membawa berkah.”

Salah satu strategi yang dipersiapkan oleh perusahaan adalah dengan meluncurkan produk asuransi terbaru CI 100. Fitur terbaru pada produk Bancassurance ini merupakan hasil kerja sama perusahaan dengan dengan Allianz Life Indonesia.

CI 100 merupakan perluasan produk asuransi yang memberikan perlindungan tambahan atas resiko 100 kondisi penyakit kritis seperti jantung, stroke, gagal ginjal dengan masa perlindungan hingga 100 tahun.

Selain itu, Standard Chartered juga akan mengandalkan produk Priority Banking yang memiliki layanan pengelolaan seluruh kebutuhan perbankan nasabah. Empat produk yang ada dalam program ini yaitu yakni Wealth Solution, Relationship Privileges, Service Assurance, dan International Banking.

“Tidak hanya dua program tersebut, karena perusahaan memiliki beragam produk lainnya sesuai kebutuhan nasabah sesuai kebutuhan masing-masing.”

Pada kesempatan yang sama, Pengamat Politik Eep Saifulloh Fatah mengungkapkan tahun politik bukanlah tahun yang sangat menakutkan bagi perekonomian suatu bangsa khususnya di Indonesia.

“Tidak perlu ada yang dicemaskan secara berlebihan dari isu politik pada tahun ini karena pemilu merupakan suatu hal yang biasa,” ujarnya.

Berdasarkan data statistic sejauh ini tercatat dari sekian banyak pemilu baik legislatif, presiden, gubernur, ataupun wali kota, hanya sekitar 10% yang menimbulkan kerusuhan karena pemilu yang bermasalah.

Eep mengungkapkan berkaca pada dua pilpres sebelumnya yaitu pada tahun 2004-2005 dan pilpres 2009-2010, investasi langsung luar negeri atauforeign direct investment setelah pemilu masing-masing menunjukan pertumbuhan 240% dan 182%.

“Indikator pengaruh pemilu terhadap pertumbuhan ekonomi lainnya adalah private consumer growth dan juga consumer confidance yang tetap tumbuh pasca pemilu,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini