Bisnis.com, JAKARTA--Industri perbankan di Indonesia dinilai masih kurang efisien, salah satunya terlihat dari rasio biaya operasionan dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO) yang berada di atas 70%.
Armand B. Arief, Presiden Direktur PT Bank UOB Indonesia, mengakui rasio BOPO industri perbankan di Tanah Air cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan rasio di negara lain karena basis perhitungannya berbeda.
Bank Indonesia mengatur perhitungan BOPO perbankan dengan menghitung beban suku bunga (interest expense), sementara perhitungan di luar negeri mengecualikan hal itu. Padahal, beban suku bunga berperan signifikan terhadap total beban operasional.
“Jika beban suku bunga itu dikeluarkan dari perhitungan, maka rasio BOPO berkisar pada angka 50%,” katanya, Kamis (20/2/2014).
Selain itu, lanjutnya, industri perbankan di Indonesia juga dinilai belum cukup matang dalam menjalankan bisnis sehingga biaya operasional secara keseluruhan menjadi relatif tinggi. Untuk itu, diperlukan solusi menyeluruh untuk membangun infrastruktur perbankan secara lebih efisien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel