Jabar Butuh 10 Bandara Komersial

Bisnis.com,26 Feb 2014, 17:31 WIB
Penulis: Herdi Ardia

Bisnis.com, BANDUNG—Pemerintah Provinsi Jawa Barat membuka peluang investasi pembangunan 10 bandara yang akan menjadi feeder Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
 
Kepala Bappeda Jabar Denny Juanda mengatakan dari hasil studi awal yang sudah dilakukan pihaknya, Jabar butuh 10 bandara agar arus penumpang dan barang dari 27 kabupaten/kota melalui Bandara Kertajati.

“Ada 10 bandara yang dibutuhkan Jabar. Tapi [bukan bandara besar] hanya sebagai feeder ke Kertajati,” katanya di Bandung, Rabu (26/2/2014).
 
Menurutnya tidak semua dari 10 bandara tersebut merupakan bandara baru. Bappeda sendiri sudah memetakan, bandara yang saat ini dimiliki oleh TNI AU dan Dishub bisa difungsikan sebagai bandara penghubung ini.

Dia menunjuk Bandara Citarate, Sukabumi; Nusawiru, Pangandaran; Penggung, Cirebon dan Wiriadinata, Kota Tasikmalaya.
 
Peluang membuka investasi bandara menurutnya dimungkinkan setelah investasi ini coret dari daftar negatif investasi asing oleh pemerintah pusat.
 
Kepala Dinas Perhubungan Jabar Deddy Taufik mengatakan peluang asing untuk berinvestasi di bandara sangat besar.

Menurutnya sinyalemen asing dipersilahkan masuk sudah dilansir Kementerian Perhubungan yang memasukan BIJB Kertajati sebagai bandara di daerah yang layak ditawarkan ke asing.

“Sinyal ini bagus dan peluang seperti ini harus ditangkap,” ujarnya.
 
Menurut Deddy, asing bisa masuk dalam investasi bandara di Jabar namun posisinya harus tetap dikawal oleh Pemprov Jabar.

Asing sendiri saat ini bisa masuk ke dalam Bandara Nusawiru, Pangandaran yang tengah dikembangkan.

Khusus untuk Nusawiru proses pembebasan lahan yang memakan anggaran sebesar Rp25 miliar saat ini sudah berjalan.
 
Pihaknya mencatat lahan yang dibebaskan untuk revitalisasi Nusawiru mencapai 43 hektar.

Jika keseluruhan tanah tersebut sudah dimiliki dan menjadi aset Pemprov sepenuhnya, rencana bisnis di bandara tersebut menurutnya dipastikan mulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini