Transaksi BUMI, Grup Bakrie Harus Setor US$451 Juta pada 19 Maret

Bisnis.com,27 Feb 2014, 15:26 WIB
Penulis: Vega Aulia Pradipta
ILustrasi BUMI plc/Bumi

Bisnis.com, JAKARTA—Asia Resource Minerals Plc mewajibkan Grup Bakrie untuk menempatkan uang  US$451 juta ke dalam escrow account pada 19 Maret 2014. Uang US$451 juta itu adalah US$501 juta dikurangi US$50 juta yang sebelumnya sudah ditempatkan di rekening bank Asia Resource.

Meski nilai transaksi pemisahan tidak berubah yakni tetap US$501 juta, namun ada yang diamandemen dalam perjanjian antara Asia Resource dan Grup Bakrie yaitu terkait penempatan dana US$451 juta itu. 

Hal itu terungkap dalam pengumuman Asia Resource Minerals yang dipublikasikan melalui website resmi, Rabu malam waktu Jakarta (26/2/2014). 

Seperti diberitakan sebelumnya, Grup Bakrie secara tiba-tiba kini mengaku mampu mengumpulkan dana hingga US$228 juta untuk menyelesaikan transaksi pemisahan PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) dari Asia Resource Minerals Plc (dahulunya bernama Bumi Plc). Mereka juga menyatakan bisa menyelesaikan transaksi pemisahan pada 21 Maret. 

Closing diperkirakan terjadi pada 21 Maret 2014,” ungkap manajemen Asia Resource seperti dikutip, Kamis (27/2/2014). 

Asia Resource menegaskan mereka tidak akan memperpanjang waktu transaksi pemisahan lagi. Jika Grup Bakrie tidak mampu menempatkan dana US$451 juta itu ke dalam escrow account pada 19 Maret, maka transaksi pemisahan ini akan berakhir.

“Jika ini terjadi, kami akan melanjutkan mencari opsi alternatif lain untuk transaksi pemisahan,” ungkap manajemen.

Pada 19 Februari 2014 selain mengaku hanya memiliki dana sebesar US$163 juta, Grup Bakrie juga memohon agar Asia Resource mengurangi jumlah penjualan saham Bumi Resources dari 29,2% menjadi 25,4%.

 Dengan demikian, total nilai transaksi pemisahan Bumi Resources dari Bumi Plc juga awalnya dimohon turun jadi hanya US$436 juta, lebih rendah US$65 juta dari yang semula disepakati sebesar US$501 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini