RAPP Beri Pelatihan Mitigasi Konflik Satwa Liar & Manusia Dikembangkan

Bisnis.com,27 Feb 2014, 14:52 WIB
Penulis: Arys Aditya

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Kehutanan meminta perusahaan konsesi pengusahaan hutan dan perkebunan untuk mengembangkan protokol mitigasi konflik satwa liar dan manusia karena diperlukan untuk meminimalisasi kerugian yang diderita kedua belah pihak.

“Satwa liar seperti gajah atau harimau tidak bisa dibatasi jelajahnya hanya pada kawasan konservasi saja. Penanggulan konflik antara manusia dan satwa liar adalah tanggung jawab semua pihak, termasuk perusahaan kehutanan dan perkebunan,” kata Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kemenhut Novianto Bambang Wawandono, Kamis (27/2/2014).

Dia menuturkan, untuk penanggulangan konflik antara manusia dan satwa liar Kemenhut telah melansir Permenhut No. 48/2008, yang mengatur solusi konflik harus mempertimbangkan langkah untuk mengurangi resiko kerugian yang diderita oleh manusia, dan secara bersamaan harus didasari pertimbangan terbaik untuk kelestarian satwa liar.

Sebab, tambahnya, manusia dan satwa liar memiliki nilai yang sama pentingnya, sehingga solusi yang dipilih tidak boleh merugikan salah satu pihak.

Secara terpisah, Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Kusnan Rahmin mengatakan pihaknya bekerjasama dengan Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau, Yayasan Pelestarian Alam dan Satwa (PALS) dan Wildlife Conservation Society (WCS) untuk memberi pelatihan mitigasi konflik manusia dengan satwa liar kepada staf operasional RAPP.

Pelatihan serupa ke depannya akan diberikan juga kepada masyarakat yang tinggal di sekitar areal konsesinya. “Sebagai upaya mendukung mitigasi konflik, RAPP juga telah membentuk Lembaga Konservasi Desa yang salah satu tujuannya adalah untuk mitigasi konflik dengan satwa liar,” kata dia.

Kusnan memaparkan pihaknya menerapkan praktik terbaik pengelolaan hutan lestari. Dalam implementasinya, RAPP memisahkan areal yang berfungsi konservasi pada konsesinya dengan mengacu kajian hutan bernilai konservasi tinggi (high conservation value forest).

RAPP, tuturnya, juga turut menjaga koridor satwa dan mengembangkan pola penanaman mosaik untuk menjaga wilayah jelajah satwa liar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini