Industri Pengolahan Rumput Laut Kekurangan Bahan Baku

Bisnis.com,28 Feb 2014, 17:20 WIB
Penulis: Riendy Astria

Bisnis.com,, JAKARTA- Pelaku usaha industri rumput laut menyatakan kurangnya bahan baku dan minimnya teknologi pengolahan dalam negeri membuat utilisasi industri rumput laut hanya sekitar 60%.

Ketua Asosiasi Industri Rumput Laut Indonesia (Astruli) Soerianto Kusnowirjono mengatakan saat ini produksi olahan rumput laut mencapai 15.638 ton/tahun atau setara dengan utilisasi 60%.

Untuk menghasilkan produksi olahan sejumlah tersebut dibutuhkan bahan baku lima kali lipat lebih besar.

Menurutnya, untuk bisa mencapai utilisasi 100%, dibutuhkan bahan baku hingga 150.000 ton/tahun.

Sementara yang terjadi, pasokan bahan baku terus turun menjadi 30%.

“Sebenarnya ada bahan baku, namun banyak yang diekspor. Hal ini karena teknologi industri pengolahan di dalam negeri belum begitu canggih, sehingga banyak yang diekspor,” kata dia saat acara pendeklarasian pembentukan Astruli di Jakarta, Jumat (28/2/2014).

Biasanya, ekspor dilakukan ke Eropa, Amerika Serikat, Taiwan, Jepang, Hongkong, Filipina, Malaysia, China, Amerika Selatan, Chili, Argentina. “Kemudian ke Vietnam dan Thailand, tetapi tidak dalam jumlah besar,” tambah dia.

Saat ini, pelaku usaha membutuhkan Rp60 miliar untuk memproduksi 100.000 ton produk olahan rumput laut.

Hingga saat ini, jumlah industri pengolahan rumput laut di Indonesia sekitar18 unit yang terdiri dari 5 unit usaha industri agar, 2 unit usaha industry refine carrageenan (RC) dan 11 unit usaha industry semi refined carrageenan (SRC).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini