Bisnis.com, JAKARTA — Meski tetap optimistis dalam penyaluran kredit, PT Bank Permata Tbk berencana menaikkan porsi fee based income tahun ini.
Menaikkan porsi sumber pendapatan non bunga ini diyakini menjadi salah satu alterntif manakala kredit akhirnya harus direm lebih dalam.
“Intinya dengan pembatasan pertumbuhan aset maupun secara natural bank harus cari stream revenue lain salah satunya fee based,” ujar Executive Vice President Head Transaction Banking PT Bank Permata Tbk Rudy Tandjung kepada Bisnis, pekan lalu.
Menurutnya tahun ini pun Bank Permata berusaha menaikkan porsi fee based income salah satunya melalui trade services. Dia mengatakan dalam beberapa tahun terakhir transaksi sektor ini didominasi oleh nasabah berorientasi impor. Ke depan pihaknya akan menyasar transaksi berbasis ekspor yang dianggap potensial mendatangkan fee based income.
Hingga akhir 2013 lau total aset Bank Permata mencapai Rp165,8 triliun atau naik sebesar 26% dibandingkan 2012. Tahun lalu mereka membukukan pendapatan operasional sebesar Rp6,6 triliun, naik 12% dari tahun sebelumnya. Pendapatan itu ditopang pendapatan bunga bersih yang tumbuh 10% year on year (yoy) menjadi Rp5,3 triliun dan fee based income yang naik 19% yoy menjadi Rp1,2 triliun.
Kebijakan memacu fee based yang dilakukan Bank Permata juga sejalan dengan strategi mereka untuk memacu porsi dana murah di portofolio dana pihak ketiga (DPK). Sepanjang 2013 DPK termasuk pendanaan syariah yang dibukukan Bank Permata meningkat sebesar 27% yoy menjadi Rp132,8 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel