Greenpeace Desak Wilmar Setop Beli CPO Asiatic Persada

Bisnis.com,07 Mar 2014, 17:49 WIB
Penulis: Anugerah Perkasa
Perkebunan sawit di Sumatra/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Organisasi pemantau lingkungan hidup Greenpeace mendesak Wilmar International menghentikan pembelian minyak sawit dari PT Asiatic Persada, milik Ganda Group, terkait dengan tewasnya petani Jambi pada Rabu.

Desakan itu terkait dengan kematian petani Jambi, Puji bin Tayat akibat dugaan penyiksaan oleh aparat TNI dan pihak keamanan perusahaan pada Rabu lalu. Kasus itu merupakan masalah konflik agraria yang terjadi antara PT Asiatic Persada, yang kini dimiliki Ganda Group.

Annisa Rahmawati, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara, mengatakan Ganda Group memiliki hubungan bisnis dengan Wilmar International. Masing-masing pun dimiliki oleh dua saudara yakni Martua Sitorus dan Ganda Sitorus. PT Asiatic Persada mulanya dimiliki oleh Wilmar International sejak 2006, namun sejak awal tahun lalu dimiliki oleh PT Agro Mandiri Semesta  (AMS) di bawah kendali Ganda Group.

"Kami mendesak Wilmar berhenti membeli dari konsesi apa pun di bawah Ganda Group. Kelapa sawit yang berasal dari perusahaan dalam praktik seperti ini seharusnya tidak diperbolehkan masuk ke pasar," kata Annisa dalam keterangan resminya, Jumat (7/3/2013).

Greenpeace mengatakan operasi perusahaan macam inilah yang membuat reputasi negatif dalam industri kelapa sawit di Indonesia. Annisa memaparkan pihaknya mengkhawatirkan kekerasan yang terjadi merupakan kulminasi hubungan antara tindakan merusak Group Ganda pada masalah lingkungan dan sosial.

Pada Desember 2013, Wilmar International bergabung bersama Golder Agri-Resources membuat kebijakan nol deforestasi. Ini bertujuan untuk memastikan tidak akan membeli atau menjual produk minyak sawit yang terkait dengan praktik tidak bertanggung jawab.

PT AMS punya lahan sekitar 250.000 hektare yang berlokasi di Sumatra Utara, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat dan Marauke, Papua. Dalam jawaban resminya ke the Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada Mei 2013,Ganda Group menyatakan komitmennya untuk melanjutkan proses mediasi dengan Suku Anak Dalam.

Proses itu sebelumnya telah ditempuh Wilmar International melalui asosiasi tersebut. Tapi, hasilnya nihil. Konflik agraria itu sendiri bermula sejak 1980-an, dengan berganti-ganti pemilik perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini