Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Syariah Bukopin (BSB) misalnya akan mengajukan tambahan modal hingga Rp200 miliar kepada pemegang saham tahun ini.
“Kami harapkan pembahasannya dengan investor bisa cepat, capital adequacy ratio (CAR) kami sekarang 12%, kami harapkan nanti bisa sampai di 14% setelah ada tambahan modal,” ujar Direktur Bisnis BSB Harry Harmono di Jakarta.
Dia tidak menampik BSB juga berencana menggelar initial public offering (IPO) untuk mendapatkan modal baru. Namun menurutnya rencana itu tidak akan direalisasikan dalam waktu dekat ini. Tak heran tambahan modal dari pemegang saham pun menjadi harapan utama BSB.
Tak hanya itu BSB juga tengah mengincar dana haji yang akan dilimpahkan dari bank konvensional ke bank syariah. Harry mengaku pihaknya tengah menunggu izin dari pemerintah terkait pengelolaan dana tersebut.
Sampai akhir 2013 total dana haji mencapai Rp67 triliun. Sebanyak Rp32 triliun di antaranya disimpan di enam bank syariah murni dan 11 unit usaha syariah (UUS) bank konvensional. Pemindahan dana haji ke bank syariah harus dilakukan maksimal 30 Mei.
“Sukuk sekarang juga sudah oversubscribe, seharusnya dana bisa masuk ke bank syariah. Kami masih tunggu izin,” kata Harry.
BSB menargetkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 25% tahun ini. Tahun lalu penyaluran pembiayaan oleh BSB mencapai Rp3,28 triliun. BSB akan memacu pembiayaan dari berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, transportasi, kontruksi dan usaha kecil menengah (UKM).
Selain pembiayaan, BSB juga akan memacu penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Mereka menargetkan pertumbuhan DPK hingga 30% sepanjang 2014. Harry mengatakan tahun lalu dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh BSB mencapai Rp3,27 triliun.
Deposito masih mendominasi komposisi DPK sebesar 79%. Adapun dana murah alias current account saving account (CASA) tahun lalu berada di angka 21%. Pada 2012 porsi CASA dari total DPK hanya mencapai 18%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel