Kuatkan Keuangan Inklusif, BI Fokus 5 Hal

Bisnis.com,11 Mar 2014, 12:59 WIB
Penulis: Galih Kurniawan
Bank Indonesia/Bisnis.com

Bisnis.com, MANADO- Bank Indonesia (BI) akan memfokuskan penguatan keuangan inklusif pada lima aspek pokok.

Gubernur BI Agus D W Martowardojo mengatakan pihaknya akan memperkuat edukasi keuangan untuk mengubah perilaku masyarakat berpenghasilan rendah.

"Perilaku gemar menabung perlu ditanamkan pada mereka di tahap awal," ujarnya saat menghadiri diskusi keuangan inklusif bersama sejumlah tokoh agama di Manado, Sulawesi Utara, Selasa (11/3/2014).

Fokus kedua, kata Agus, adalah meningkatkan akses keuangan yang didukung sistem pembayaran. Menurutnya transaksi keuangan tidak bisa hanya secara tunai melainkan juga pembayaran lainnya baik berbasis kartu maupun mobile prepaid memanfaatkan teknologi informasi.

"Perlindungan konsumen juga menjadi fokus Bank Indonesia pada penguatan keuangan inklusif," kata Agus.

Dia menambahkan pihaknya juga akan berupaya mengurangi informasi asimetris melalui penyediaan data profil masyarakat yang belum tersentuh perbankan dan data komoditas.

Adapun fokus lainnya adalah sosialisasi dan kerja sama dengan lembaga keagamaan untuk program pendampingan. Bank Indonesia juga akan mengeluarkan aturan yang diterbitkan dalam rangka stabilitas keuangan.

Hari ini Bank Indonesia menggelar sejumlah acara di Manado. Selain berdiskusi dengan sejumlah tokoh agama dan pelaku usaha mikro, Agus juga menghadiri pertemuan di Gereja Katholik Raja Damai Dendengan. Pada kesempatan tersebut BI menyerahkan bantuan dana untuk perbaikan sarana ibadah baik masjid maupun gereja serta sarana pendidikan yang terdampak banjir bandang Januari lalu.

Agus mengatakan ekonomi di Sulawesi Utara dalam 5 tahun terakhir tumbuh lebih besar ketimbang ekonomi nasional. "Sulawesi Utara bisa tumbuh di atas 7 %, sedangkan ekonomi nasional baru 6 %," katanya.

Menurutnya, beberapa sektor yang menjadi pendongkrak pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara adalah jasa dan pariwisata. Meski begitu kawasan ini, kata Agus, masih menghadapi tantangan akibat belum meratanya pendapatan.

Hal itu tercermin dari rasio gini yang mencapai 0,42 atau lebih tinggi dibandingkan nasional yang hanya 0,41.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini