Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) lebih lanjut dari posisi saat ini sebesar 7,5% dikhawatirkan akan menaikkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL).
Bayu Wisnu Wardhana, Direktur Bank KEB Hana, mengatakan BI Rate saat ini sudah cukup tinggi. Jika dinaikkan lagi, maka beban yang ditanggung oleh debitur akan semakin berat.
“Dikhawatirkan akan meningkatkan debitur yang tidak mampu bayar,” katanya kepada Bisnis, Kamis (13/3/2014).
Menurut data Statistik Perbankan Indonesia (SPI), rasio kredit bermasalah pada akhir tahun lalu tercatat sebesar 0,017%.
Secara volume, total jumlah kredit yang disalurkan oleh bank umum mencapai Rp3.292 triliun, sementara jumlah kredit macet mencapai Rp58,27 triliun.
Hari ini, BI mengagendakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang salah satu agenda utamanya adalah membahas penetapan BI Rate.
Data BI Rate 2013-2014
Bulan | Level |
Januari 2013 | 5,75% |
Februari 2013 | 5,75% |
Maret 2013 | 5,75% |
April 2013 | 5,75% |
Mei 2013 | 5,75% |
Juni 2013 | 6,00% |
Juli 2013 | 6,50% |
Agustus 2013 | 6,50% 7,00%* |
September 2013 | 7,25% |
Oktober 2013 | 7,25% |
November 2013 | 7,5% |
Desember 2013 | 7,5% |
Januari 2014 | 7,5% |
Februari2014 | 7,5% |
*RDG tambahan pada 29 Agustus 2013
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel