Malaysia Airlines MH370: Ini Profil Co-Pilot yang Religius & Serius

Bisnis.com,14 Mar 2014, 20:07 WIB
Penulis: Sepudin Zuhri
Malaysia Airline MH370 hilang/themalayonline

Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Co-pilot yang menerbangkan Pesawat Malaysia Airlines MH370 Fariq Abdul Hamid berusia 27 tahun.

Berdasarkan pengakuan dari teman-temannya dan keluarga, Fariq Abdul sosok relijius dan serius dalam berkarir.

Hal itu membantah pemberitaan yang menunjukkan asisten pilot itu sembrono dalam pekerjaannnya.

Fariq Abdul Hamid, yang bergabung dengan perusahaan penerbangan nasional pada 2007, membantu untuk menerbangkan Boeing 777 yang menghilang pada Sabtu (14/3/2014) telah berubah menjadi salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia.

Belum ada jejak pesawat yang membawa 239 orang atau tanda-tanda reruntuhan ketika angkatan laut dan pesawat militer dari lebih selusin negara menjelajahi laut di seluruh Asia Tenggara.

Media Australia melaporkan bahwa Fariq dan pilot mengundang dua wanita untuk bergabung dengan mereka di kokpit pada penerbangan dari Thailand ke Malaysia pada 2011, di mana dia merokok dan main mata dengan mereka.

Jonti Roos, orang Afrika Selatan yang tinggal di Melbourne, mengkonfirmasi kepada Reuters bahwa insiden itu terjadi tetapi mengatakan dia tidak merasa bahwa Fariq berperilaku tidak bertanggung jawab.

Malaysia Airlines mengatakan pihaknya terkejut dengan tuduhan dalam laporan itu, yang didasarkan pada foto-foto kokpit jelas bertemu dan ngobrol dengan Roos.

Merokok telah dilarang di hampir semua penerbangan komersial sejak akhir 1990-an. Pintu kokpit telah diperkuat sejak 11 September 2001, serangan terhadap New York dan Washington dan penumpang sebagian besar telah dilarang memasuki kokpit selama penerbangan sejak saat itu.

Laporan ini juga membuat marah beberapa teman Fariq, beberapa di antaranya turun ke media sosial untuk membantah laporan pertama ditayangkan oleh program A Current Affair Australia Channel Nine itu.

Fariq, perwira pertama dari Flight MH370, telah melakukan penerbangan sekitar 2.700 jam terbang.

Dia ingin menjadi pilot sejak masih sekolah , kata seorang kerabat yang meminta untuk tidak diidentifikasi.

"Dia adalah seorang murid yang baik. Dia bekerja sangat keras untuk mendapatkan di mana dia berada. Orang tuanya sangat bangga padanya," kata kerabat, yang pernah mengunjungi rumah keluarga Fariq untuk doa di pinggiran Ibu Kota Malaysia Kuala Lumpur.

Fariq dan keluarganya adalah Muslim, seperti mayoritas orang di negara Asia Tenggara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini