Bisnis.com, NUSA DUA--PT Bank Sinar Harapan Bali berencana co-branding layanan branchless banking dengan induk usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan menargetkan pengguna layanan mencapai 1 juta nasabah.
Direktur Utama Bank Sinar I Wayan Sukarta mengatakan pihaknya masih menunggu penerbitan Peraturan Bank Indonesia (PBI) terkait layanan perbankan tanpa kantor (branchless banking).
Dari informasi yang didapat secara lisan, branchless banking hanya diperkenankan bagi perbankan yang sudah masuk buku IV. Untuk itu, Bank Sinar yang masih berkriteria buku I akan menggandeng Bank Mandiri dan memanfaatkan infrastruktur yang dimiliki perbankan pelat merah tersebut.
“Model bisnisnya co-branding dengan Bank Mandiri yang memenuhi syarat buku IV dan memiliki produk layanan keuangan digital,” ujarnya, Sabtu (16/3/2014)
Kedua perbankan akan saling memanfaatkan infrastruktur bertransaksi seperti penarikan dana melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM), merchant, dan agen-agen pertokoan.
Direktur Bank Sinar I Gede Ngurah Alit Asmara Jaya menargetkan pengguna layanan brancless banking di Bali bisa mencapai 1 juta nasabah atau sepertiga penduduk dalam kurun waktu 5 tahun. Jumlah itu mencerminkan potensi pasar berdasarkan penduduk berusia produksi yang memiliki penghasilan dan sarana telekomunikasi.
“Setelah peraturan BI rampung, kami segera lakukan co-branding. Harapannya pertengahan 2014 sudah jalan,” tuturnya.
Pada tahap awal, layanan brancless banking akan mengutamakan layanan elektronik money atau pembayaran. Namun ke depan, perseroan akan lebih mengarah pada layanan penyimpanan dana (saving).
Co-branding dilakukan sebagai diversifikasi bisnis dan memiliki layanan tanpa harus berinvestasi. Peluncuran layanan itu juga untuk meningkatkan pendapatan non-bunga atau fee base income perseroan. Sampai Desember 2013, fee base income perseroan tercatat Rp11,4 miliar.
Berdasarkan data perseroan per Februari 2014, outstanding penyaluran kredit Bank Sinar tercatat Rp754,62 miliar, meningkat tipis dari posisi Januari 2014 senilai Rp735,41 miliar. Penyaluran kredit masih didominasi sektor Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM) mencapai 80%, sisanya 20% tersalur kepada sektor konsumtif non-produktif.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan malah menyusut dari Rp816,13 miliar per Januari 2014 menjadi Rp814,03 miliar sebulan setelahnya. Total aset perseroan pada bulan kedua tahun ini tercatat Rp1,04 triliun.
Pada 2014, perseroan menargetkan aset tumbuh 11% dengan peningkatan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) masing-masing di level 23,4% dan 17,5%. Dengan perkembangan tersebut, laba bersih diproyeksi bisa naik 11,34%.
Berdasarkan kinerja keuangan, aset Bank Sinar mengalami pertumbuhan sebesar 5,4% sepanjang 2013 menjadi Rp1,049 triliun dari posisi tahun sebelumnya Rp1,043 triliun. Adapun, laba bersih meningkat 15,2% menjadi Rp17,2 miliar dari Rp14 miliar. Hal itu seiring peningkatan porsi pembiayaan sebesar 15,5% dari Rp6,34 triliun menjadi Rp7,34 triliun.
Sayangnya, DPK cenderung datar dengan perolehan Rp8,38 triliun per Desember 2013. Menurut dia, perseroan mengalami tekanan persaingan karena tawaran bunga tinggi dari perbankan kelas raksasa pada 3 bulan terakhir. Alhasil, rasio intermediasi atau loan to deposit ratio (LDR) membengkak menjadi 87,6%.
Sebagai informasi, sebanyak 93% saham Bank Sinar saat ini dimiliki oleh Bank Mandiri, sedangkan 7% sisanya dipegang pemilik lama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel