Investigasi Malaysia Airlines MH370 Mengalami Kebuntuan

Bisnis.com,19 Mar 2014, 12:36 WIB
Penulis: Sepudin Zuhri
Malaysia Airlines MH370 Hilang/Reuters

Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Investigasi misteri hilangnya pesawat jet penumpang Malaysia Airlines MH370 mengalami kebuntuan pada hari ini, Rabu (19/3/2014).

Hal itu disebabkan bukti kesimpulan tentang kecurangan dan keraguan apakah negara akan membagikan pelacakan data militer dapat menunjukkan di mana keberadaan pesawat.

Sejak dinyatakan hilang pada Sabtu (8/3/2014), hingga saat ini telah memasuki 11 hari pencarian yang melibatkan 26 negara di berbagai area.

Para pejabat Malaysia dan AS percaya pesawat itu sengaja dialihkan tetapi pencarian data latar belakang dari 239 penumpang dan awak pesawat belum menghasilkan motif yang mungkin atau link ke arah terorisme.

Pejabat tinggi Malaysia yang bertanggung jawab atas operasi pencarian Boeing 777 itu mengatakan hal itu penting untuk mengurangi skala pencarian dan memperbarui data sensitif militer dari bahwa Malaysia percaya dapat menjelaskan di mana pesawat itu terbang.

"Semua upaya harus digunakan untuk benar-benar mempersempit koridor yang telah kita umumkan. Saya pikir itu adalah pendekatan terbaik untuk melakukannya," ujar Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan kepada wartawan pada Selasa (18/3/2014).

Angkatan Laut AS mengatakan telah beralih terutama untuk menggunakan pesawat P-8A Poseidon dan P-3 Orion untuk mencari pesawat yang hilang bukan lagi dengan kapal laut dan helikopter.

"Pesawat patroli maritim jauh lebih cocok," kata Letnan Angkatan Laut David Levy, yang berada di kapal USS Blue Ridge, kapal Angkatan Laut AS yang mengkoordinasikan pencarian MH370.

"Ini [Poseidon] hanya cara yang jauh lebih efisien untuk mencari," katanya.

Pesawat dengan nomor penerbangan MH370 hilang dari layar kontrol lalu lintas udara sipil di lepas pantai timur Malaysia pada 01.21 waktu setempat pada 8 Maret, kurang dari satu jam setelah lepas landas dari Kuala Lumpur tujuan Beijing.

"Ada kemungkinan kerusakan, tetapi sistem komunikasi satelit masih aktif sampai terakhir kali ada data pada 08:11," katanya.

"Ada beberapa fungsi dalam sistem, kecuali sistem pelaporan dinonaktifkan."

China telah mengatakan tidak ada bukti bahwa penumpang asal Tiongkok -yang terdiri lebih dari dua pertiga penumpang pesawat- yang terlibat dalam pembajakan atau teror.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini