Salihara Pentaskan Lakon Sambut Usia 70 Tahun Putu Wijaya

Bisnis.com,20 Mar 2014, 17:41 WIB
Penulis: Miftahul Khoer
Putu Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA- Komunitas Salihara akan mementaskan sejumlah lakon karya sastrawan Putu Wijaya di dua tempat yakni di Teater Salihara dan Galeri Indonesia Kaya pada 11, 12, 13 April 2014.

Putu Wijaya adalah seorang sastrawan yang dikenal serba bisa, mulai dari menulis lakon, cerpen, esai, novel hingga skenario film dan sinetron.

Dia juga dikenal sebagai penulis sastra yang sudah melahirkan lebih 30 novel, 40 naskah drama, sekitar seribu cerpen, ratusan esai, artikel lepas, dan kritik drama.

Sebagai seorang dramawan, ia memimpin Teater Mandiri sejak 1971, dan telah mementaskan puluhan lakon di dalam maupun di luar negeri. Ia juga menerima sejumlah penghargaan seni dari pemerintah dan swasta.

Tahun ini Putu Wijaya memasuki usia 70 tahun. Sebagai puncak kegiatan "70 Tahun Putu Wijaya” Teater Mandiri akan mementaskan tiga lakon, yaitu: Bila Malam Bertambah Malam, Hah, dan Jpret.

Pementasan tersebut sekaligus merupakan penutup Helateater Salihara yang diselenggarakan setiap tahun oleh Komunitas Salihara.

Tidak hanya mementaskan lakon drama yang ditulis dan disutradarai oleh Putu Wijaya, Teater Mandiri juga akan menyelenggarakan beragam acara lainnya seperti: Pameran Lukisan Putu Wijaya di Bentara Budaya, Jakarta, 03-12 April 2014; lomba baca puisi dan lomba monolog di Galeri Indonesia Kaya (GIK) Grand Indonesia, 01-04 April 2014; serta lokakarya teater di Teater Salihara, 08 April 2014.

"Selain rangkaian acara tersebut, diselenggarakan juga pelucuran kumpulan esai tentang Putu Wijaya," demikian kata keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Kamis (20/3/2014).

Kumpulan esai tersebut berisi sumbangan pemikiran mulai dari pejabat pemerintahan seperti Presiden Soesilo Bambang Yoedhoyono, Dahlan Iskan hingga para seniman seperti Goenawan Mohamad, Ignas Kleden, Jakob Sumardjo, Toeti Heraty Noerhadi, Ajip Rosidi, Taufiq Ismail dan lain-lain. Buku ini dicetak dalam jumlah terbatas dan tidak dijual. Buku akan disumbangkan ke perpustakaan pusat-pusat kebudayaan, para pakar dan pengamat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini