BPS Ubah Proyeksi Deflasi Maret Menjadi Inflasi

Bisnis.com,21 Mar 2014, 17:43 WIB
Penulis: Ringkang Gumiwang
Bisnis.com, JAKARTA—Badan Pusat Statistik (BPS) mengubah proyeksi deflasi pada Maret 2014 menjadi inflasi akibat bergesernya masa panen raya ke April, dan harga beras yang masih tinggi dalam dua pekan terakhir ini.
 
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan tren deflasi pada Maret tahun ini kemungkinan besar tidak akan terjadi. Menurutnya, hal itu disebabkan masa panen raya yang bakal bergeser pada April mendatang.
 
“Sebenarnya tren deflasi itu terjadi pada Maret dan April. Akan tetapi melihat kondisi cuaca, dan survei di lapangan, kemungkinan besar masa panen baru dimulai pada April mendatang,” ujarnya di kantor Bappenas, Jakaarta, Jumat (21/3/2014).
 
Dia menuturkan peluang terjadinya inflasi tersebut, terlihat dari harga komoditas beras yang masih cukup tinggi. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, harga beras cenderung turun ketika dimulainya masa panen.
 
Menurutnya, faktor harga beras cukup sensitif dalam mempengaruhi inflasi. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan menjaga kestabilan harga beras tersebut, dengan menjamin distribusi barang tetap berjalan dengan baik.
 
“Faktor cuaca menjadi pemicu inflasi. Di samping itu, pengadaan beras di Bulog pun seret. Akan tetapi, kemungkinan besar kenaikan inflasi Maret akan kecil sekali. Soalnya terbantu dari harga emas yang trennya sedang turun pada Maret ini."
 
Sebelumnya, BPS memperkirakan peluang terjadinya deflasi pada Maret 2014 ini cukup besar seiring panen raya. Direktur Statistik Harga BPS Yunita Rusanti mengatakan harga sandang dan pangan masih akan tinggi, sehingga menyebabkan inflasi pada Maret.
 
"Kendati demikian, adanya panen, membuat potensi deflasi pada Maret cukup besar. Apalagi dilihat dari pola tahunan, kemungkinan inflasi pada Maret itu cenderung rendah, bahkan peluang deflasi lebih besar," ujarnya ketika itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor:
Terkini