Penduduk Asli Crimea Akan Tentukan Pilihan Ikut Rusia Atau Ukraina

Bisnis.com,26 Mar 2014, 07:25 WIB
Penulis: News Editor
Referendum di Krimea/Reuters

Bisnis.com, CRIMEA - Warga Tatar yang merupakan penduduk asli Crimea sedang mempertimbangkan referendum mereka sendiri, apakah akan menjadi bagian Ukraina atau Rusia.

Refat Chubarov, pemimpin minoritas Muslim, pada Selasa waktu setempat menyatakan rencana tersebut merupakan tantangan terhadap Moskow, sehingga dapat membuat kawasan itu tidak stabil.

Menurut Chubarov, 250 anggota badan itu akan mengadakan rapat pada Sabtu guna memperdebatkan masa depan komunitas tersebut yang berjumlah sekitar 300.000 orang pada saat pencapolokan Crimea oleh Rusia.

"Dalam kurun waktu tiga minggu kami telah menemukan diri kami sendiri dalam situasi de facto yang sama sekali beda," kata Chubarov dalam satu wawancara.

"Warga Tatar Krimea hendaknya menentukan masa depan mereka sendiri. Tak seorang pun meminta kami, warga Tatar Crimea ... dalam kondisi apa kami akan hidup," kata dia.

Dia mengatakan warga Tatar akan mencari pilihan dengan mengadakan referendum sendiri lewat pertemuan." Warga Tatar Crimea sangat curiga dengan pemerintahan Rusia setelah deportasi massal para leluhur mereka ke Asia Tengah oleh penguasa Soviet pada 1944.

Warga Tatar yang keturunan Turki dan beraliran muslim Sunni mulai kembali ke Crimea dua dekade lalu dan jumlah mereka sekitar 15% dari 2 juta penduduk di semenanjung itu. “Mereka berjanji akan setia kepada Ukraina.”

Penguasa baru Crimea yang didukung Moskow, sepertinya siap menghadapi tantangan dari dalam atas referendum di semenanjung itu bulan ini untuk bergabung dengan Rusia.

Chubarov tidak menggubris referendum 16 Maret itu, yang diboikot oleh warga Tatar, dengan mengatakan langkah itu dilaksanakan di bawah todongan senjata dengan bantuan tentara Rusia.

Ketika mencaplok Crimea, Moskow menyebut hak orang-orangnya untuk menentukan nasib sendiri. “Hal sama hendaknya berlaku bagi warga Tatar,” ujar Chubarov.

Warga Tatar Krimea tersebar di Semenanjung Laut Hitam dengan konsentrasi lebih banyak di kota bersejarah Bakhchisaray, dan beberapa distrik di Simferopol, ibu kota provinsi itu.

Chubarovmenyatakan kekhawatirannya warga Tatar mungkin mencari paspor Rusia untuk menghindari kesusahan-kesusahan, kendati undang-undang Ukraina tak mengizinkan dwi kewarganegaraan.

"Orang-orang mungkin dipaksa menjadi warga negara negara itu karena situasi yang memaksa mereka, dan juga menjadi warga negara itu tak dapat membela mereka." kata dia. (Antara/Reuters)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nurbaiti
Terkini