Parpol Belum Punya Strategi Komprehensif Ciptakan Lapangan Kerja

Bisnis.com,27 Mar 2014, 20:53 WIB
Penulis: Ringkang Gumiwang
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Sebagian besar partai politik dinilai tidak memiliki strategi yang jelas dalam mengatasi isu pengangguran dan penciptaan lapangan kerja, meskipun telah mulai melakukan masa kampanye sejak dua pekan yang lalu.  

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Hendri Saparini mengatakan strategi ekonomi yang komprehensif dari sebagian besar parpol belum ada. Bahkan, di antaranya tidak mencantumkan strategi tersebut dari sisi ekonomi.

“Berdasarkan survei kami, parpol yang ada saat ini tidak bisa dikatergorikan memiliki strategi yang komprehensif terkait penciptaan lapangan kerja. Rata-rata strategi pembangunan terhadap ekonomi parpol lebih bersifat global,” ujarnya, Kamis (27/3/2014).

Menurutnya, setidaknya ada tiga hal yang dibutuhkan parpol agar strategi penciptaan lapangan kerja dapat dikategorikan komprehensif. 

Pertama, target yang jelas. Saat ini, angka pengangguran terbuka 6,25% pada 2013. Tetapi, jumlah penganggur terbuka dan terselubung mencapai 18,3 juta.

Dari target tersebut, sambungnya, parpol harus menjelaskan bagaimana kebijakannya dalam mengejar target tersebut.

Kemudian, akan mengarah ke sektor usaha mana yang menjadi prioritas agar penciptaan lapangan kerja tumbuh signifikan.

Kedua, paradigma yang digunakan parpol. Selama ini, pemerintah cenderung tidak menangani langsung penciptaan lapangan kerja.

Pemerintah justru mengandalkan swasta untuk menciptakan lapangan kerja.

Menurutnya, kebijakan pemerintah seperti kemudahan perizinan, suku bunga rendah hingga inflasi rendah belum cukup.

Alasannya, swasta hanya mengambil tenaga kerja yang hanya memiliki keterampilan, bukan tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan.

“Sekarang ini perizinan didorong lebih mudah. Suku bunga ditekan. Inflasi juga. Tapi faktanya, pengangguran masih tinggi. Hal itu karena memang ada sekelompok warga yang menganggur, dan tidak bisa bersaing di pasar tenaga kerja,” katanya.

Ketiga, dukungan kebijakan yang komprehensif. Hendri menilai selama ini kebijakan yang dibuat pemerintah seringkali kontraproduktif dengan kebijakan yang berpihak terhadap penciptaan lapangan kerja.

Seperti diketahui, elastisitas kesempatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini diyakini akan kian menyusut.

Pada 2011, setiap pertumbuhan ekonomi 1% menciptakan lapangan kerja neto sebanyak 235.000 orang. Adapun, pada 2012 hanya menciptakan 196.400 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini