Bila Uang Rokok Bisa Ditabung

Bisnis.com,29 Mar 2014, 07:44 WIB
Penulis: Inda Marlina
Kampanye anti merokok. /

Seorang perokok aktif bisa menghabiskan rata-rata satu bungkus rokok dalam sehari. Pada saat-saat tertentu bahkan seorang perokok aktif bisa menghabiskan dua hingga tiga bungkus rokok sekaligus dalam sehari. Berapa banyak uang yang dihabiskan perokok aktif untuk "dibakar"? Tidakkah itu lebih baik ditabung?

Menyisihkan uang untuk menabung, mungkin menjadi masalah banyak orang. Perencana keuangan dari Zap Finance Prita Hapsari Ghozie mengatakan dari pembelian rokok sebenarnya dapat digunakan untuk berinvestasi dan menabung. Dia memberikan ilustrasi bahwa uang yang mengalir untuk membeli rokok bisa berlipat ganda bila disalurkan ke instrumen investasi seperti reksa dana.

“Ambil contoh tiga instrumen investasi yaitu tabungam logam mulia, dan reksa dana. Bila tidak dibelikan rokok, seperti apa hasilnya,” ujarnya melalui surat elektronik beberapa waktu lalu.

Dia mencontohkan bila seseorang membeli satu bungkus rokok untuk satu pekan katakanlah Rp15.000, maka konsumsi untuk rokok dalam 1 bulan kurang lebih Rp60.000. Dari konsumsi tersebut setidaknya terdapat empat bungkus rokok yang akan dihabiskan dalam 1 bulan.

Prita memaparkan konsumsi empat bungkus rokok dalam 1 bulan bila ditabung akan mencapai lebih dari Rp7,2 juta per 10 tahun di tabungan. Selain itu, tambahnya, dana tersebut juga bisa digunakan untuk investasi di reksa dana atau logam mulia.

“Lalu bagaimana bila Anda merokok sebungkus dalam sehari? Pasti uang yang bisa ditabungkan lebih banyak lagi,” tambahnya. Prita mengatakan bila seseorang merokok satu bungkus dalam sehari, seharusnya dalam konsumen tersebut bisa memperoleh lebih banyak keuntungan. Misalnya, dengan konsumsi rokok satu hari satu bungkus dengan asumsi harga Rp15.000, maka dia bisa menabung lebih dari Rp54 juta per 10 tahun.

Namun, Prita mengatakan, untuk para perokok tetap bisa berinvestasi asalkan fokus pada tujuan dan mengetahui risiko kesehatan dari bahaya merokok. Dia menyarankan, dana yang diperoleh dari berhenti merokok dapat dialihkan ke instrumen macam deposito.

“Deposito masih merupakan instrumen investasi yang menarik,” tambahnya. Saya kira apa yang disampaikan Prita ada benarnya. Mungkin kedua teman saya itu sudah mulai saatnya menghentikan kebiasaaan mereka merokok—baik secara sosial maupun aktif—untuk berinvestasi. Tidak mudah memang. Namun, sebaiknya perlu dicoba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Setyardi Widodo
Terkini