Bisnis.com, SEMARANG--Penyaluran kredit Bank Perkreditan Rakyat semakin ketat dengan tolok ukur sistem informasi debitur (SID) guna melihat rekam jejak nasabah.
Kepala Sie Promosi BPR Weleri Makmur di Jawa Tengah Gatot Teguh Hermawan menilai SID menjadi acuan bagi perbankan untuk memutuskan pemberian kredit nasabah.
Melalui SID, ujarnya akan terdeteksi rekam jejak pemohon kredit dan menguraikan kemampuan manajemen nasabah untuk menyelesaikan kredit, apakah tergolong lancar atau terhambat yang berpotensi mengakibatkan kredit macet.
"Harapannya tahun ini banyak nasabah pemohon kredit yang bagus sehingga pengajuan kredit bisa dicairkan, kami ketat soal SID dan selalu pantau online dengan BI," ujarnya, Kamis (3/4/2014).
Kepala Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional IV Jawa Tengah - DI Yogyakarta Y Santoso Wibowo memastikan selama ini pihaknya melakukan pengawasan terhadap lembaga keuangan bank termasuk melakukan pengecekan SID.
Mengenai rencana SID terintegrasi yang diberlakukan pada 2016, pihaknya menyatakan secara sistem hal itu dikelola Jakarta, dengan kemudahan akses secara langsung lewat jaringan komputer masing-masing lembaga keuangan.
"Tidak harus ke OJK dulu, kami bisa melihat [datanya] juga," ujarnya.
Menurut Santoso data SID nasabah di Regional IV saat ini sudah lengkap, hanya saja kemungkinan pada lembaga keuangan tertentu yang belum memiliki akses online untuk integrasi data.
"Tetapi sepertinya sudah tidak ada, karena nasabah dan perbankan harus masukkan dari akunya sendiri."
Kedepan, OJK terus berupaya melakukan kontrol terhadap kinerja perbankan khususnya mengenai pemberian kredit dan penyelesaiannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel