Bisnis.com, JAKARTA--Konglomerasi keuangan dunia dukuasai oleh perusahaan-perusahaan asal China setelah perusahaan asal Amerika Serikat terpental pasca krisis keuangan pada 2008.
Kepala Departemen Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Agus Siregar mengatakan krisis keuangan global yang terjadi pada 2008 lalu ditandai dengan runtuhnya konglomerasi sektor keuangan.
Berdasarkan catatan OJK, konglomerasi keuangan asal AS yang mengalami keruntuhan antara lain Citigroup, Bear Stearn, Lehman Brothers, Freddy Mac, dan Fanny Mae. Sedangkan di Inggris, tercatat Nothern Rocks, Lloyds TSB, HBOS, Royal Bank of Scotland, dan lainnya.
"Kerugian di AS pada September 2008 ditaksir sebesar lebih dari 43% PDB," paparnya, dalam seminar Masa Depan Perusahaan Keuangan dan Perbankan Pasca OJK di Hotel Grand Sahid Jakarta, Senin (14/4/2014).
Dia mengatakan, sebelum periode krisis 2008, perusahaan konglomerasi keuangan asal AS menguasai sektor keuangan dunia dengan bertengger menjadi konglomerasi terbesar. Namun, pasca krisis, dominasi tersebut tergusur oleh perusahaan keuangan asal China.
Untuk itu, OJK menilai perlu adanya pengawasan terintegrasi agar tidak terjadi persoalan seperti yang dialami oleh sejumlah perusahaan konglomerasi asal AS itu pada perusahaan konglomerasi Tanah Air.
Berikut 5 konglomerasi keuangan dunia sebelum krisis 2008:
1. Citigroup (AS)
2. Bank of America (AS)
3. HSBC (Inggris)
4. Mitsubishi UFJ Financial (Jepang)
5. JP Morgan Chase (AS)
Berikut 5 konglomerasi keuangan dunia pasca krisis 2008:
1. ICBC (China)
2. China Construction Bank (China)
3. Bank of China (China)
4. HSBC (Inggris)
5. JP Morgan Chase (AS)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel