Kehilangan Lahan: Setiap Hari 220 Hektare Sawah Indonesia Lenyap

Bisnis.com,16 Apr 2014, 17:42 WIB
Penulis: Arys Aditya

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia diklaim kehilangan areal persawahan sebesar 80.000 ha-100.000 ha/tahun akibat kemampuan cetak lahan yang dilakukan pemerintah tidak mampu mengimbangi konversi lahan pertanian menjadi nonpertanian.

“Setiap kita bangun tidur, 220 ha sawah hilang. Padahal kita masih belum bisa lepas dari nasi. Ini disebabkan keberpihakan makro ke sektor pertanian kurang, fragmentasi lahan dan lemahnya penegakan hukum,” kata Direktur Pengelolaan Air Irigasi Ditjen Sarana dan Prasarana Kementan Tunggul Iman Panudju, Rabu (16/4/2014).

Kementerian Pertanian mencatat sampai tahun lalu Indonesia memiliki sawah seluas 8,13 juta ha, pertanian lahan kering 18,58 juta ha dan perkebunan 18,93 juta ha, yang berpotensi terus berkurang karena konversi menjadi perumahan atau perkebunan (nonsawah).

Di luar Jawa, sekitar 48,6% sawah yang dikonversi berubah menjadi perkebunan, sementara pola yang terjadi di Jawa sebagian besar konversi menjadi perumahan, yaitu sebesar 58,7%.

Dia mengatakan bahwa hal ini makin diperparah dengan kualitas sawah yang baru dicetak itu hanya 1/3 dari kualitas sawah yang sudah ada, serta tidak adanya kepastian rencana tata ruang wilayah (RTRW).

“Dari total 491 Pemda, ada 347 RTRW yang sudah ditetapkan, tapi hanya 160 perda yang menetapkan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B). Ini ancaman serius terhadap sawah, yang anehnya by law, by design. Sampai saat ini masih tersisa 4,7 juta ha sawah untuk pangan,” ujarnya.

Untuk itu, dia meminta kepada pemerintah kabupaten/kota yang belum menuntaskan Peraturan Daerah RTRW agar segera membuat terlebih dahulu Peraturan Bupati atau Wali Kota, untuk mempertahankan lahan sawah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini