MEA 2015: Farmasi Indonesia Bersaing Ketat Dengan Vietnam

Bisnis.com,17 Apr 2014, 07:20 WIB
Penulis: Muhammad Khamdi
Ada sekitar 9-11 perusahaan yang sudah melakukan ekspor/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Industri farmasi dalam negeri akan bersaing ketat Vietnam dalam merebut pasar saat implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

Data Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi menyebutkan pertumbuhan pasar industri farmasi bagi negara-negara Asean rerata pertahun selama 6 tahun bekalangan ini yakni Vietnam yang mampu tumbuh di atas 20%. Disusul industri farmasi Indonesia yang tumbuh 12%-15% dikancah pasar Asean.

Pertumbuhan pasar domestik untuk industri farmasi pada tahun lalu berkisar antara 9%-12%. Adapun target pertumbuhan industri ini pada 2014 yakni 13%-14%.

Direktur Eksekutif GP Farmasi Darodjatun Sanusi mengakui saat ini posisi Indonesia masih kalah dari sisi pertumbuhan industri farmasi dengan Vietnam. Kendati demikian, saat implementasi MEA 2015 pihaknya optimis industri ini diperkirakan bakal tumbuh menjadi 42%-45% dari total pasar Asean.

“Kami yakin, dengan pertumbuhan penduduk Indonesia dan pertumbuhan ekonomi pasar Indonesia maka prediksi bagi industri farmasi turut terkerek naik. Bisa jadi industri dalam negeri paling menarik di tingkat kawasan Asean,” ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (16/4/2014). 

Dia mengatakan saat ini total pasar domestik Indonesia, sekitar 65%-67% adalah hasil industri lokal, sedangkan industri farmasi asing dari Penanaman Modal Asing (PMA) sekitar 33%-35%. Saat berlakunya MEA 2015, ucapnya, baik industri lokal maupun PMA bersama-sama menghadapi persaingan dari negara Asean lain.

Darodjatun menambahkan secara umum kondisi industri farmasi Asean dapat dikatakan berada pada posisi yang hampir sama (same level of playing field). Secara kualitas produk, hasil industri farmasi Indonesia tidak kalah dan mampu bersaing dengan negara-negara lain.

“Kami perkirakan ada sekitar 9-11 perusahaan yang sudah melakukan ekspor,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini