Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pelaku industri kerajinan mengembangkan bisnis ke pasar domestik untuk mengurangi ketergantungan terhadap pembeli luar negeri.
SBY mengatakan para pengrajin harus bisa memanfaatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Pertumbuhan ekonomi tersebut, lanjutnya, adalah peluang bagi industri kerajinan nasional untuk mengembangkan pasar bagi produk mereka di Tanah Air dan mengurangi ketergantungan pada pembeli asing.
Presiden meminta pada pengrajin untuk mulai mendesain produk dengan berorientasi pada permintaan konsumen dalam negeri. Dia mengingatkan produk yang suskes di luar negeri belum tentu berhasil di pasar domestik.
"Kalau ingin menjual di negeri sendiri, pahamilah cita rasa masyarakat kita karena belum tentu sama cita rasa Indonesia dan internasional," katanya ketika membuka Inacraft 2014, Rabu (23/4).
SBY juga mengajak masyarakat Indonesia mendukung industri nasional dengan terus membeli produk buatan dalam negeri seperti yang kerap dilakukan oleh dirinya dan keluarga.
"Saya pribadi, Ibu Ani [Yudhoyono] dan keluarga suka handicraft, kami cinta produk indonesia dan kami suka dan sering membeli. Semoga yang lain juga ikut membeli produk-produk Indonesia," kata Presiden.
Panitia Inacraft mengharapkan pameran kali ini bisa mendatangkan 1.000 pembeli borongan (buyers) dan menargetkan kontrak penjualan bernilai total US$9,3 juta. Adapun transaksi penjualan ritel di lokasi pameran diperkirakan mencapai Rp117,6 miliar.
Industri kerajinan adalah penyumbang PDB terbesar ke-3 dalam sektor industri kreatif Indonesia setelah kuliner dan fesyen. Sepanjang 2013, kerajinan menghasilkan Rp92,6 triliun dari total PDB industri kreatif yang bernilai Rp641,81 triliun.
Inacraft merupakan perhelatan tahunan Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi). Inacraft 2014 diikuti oleh 1.600 perusahaan, terdiri dari 1.290 stan yang berlangsung pada 23--27 April 2014 di Jakarta Convention Center.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel