JELANG MEA 2015: Ekspor Perikanan Ditarget Surplus

Bisnis.com,23 Apr 2014, 22:05 WIB
Penulis: Arys Aditya
Investasi di sektor perikanan selama 2013 sebesar Rp2,6 triliun. Tahun 2014 bisa Rp3 triliun. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan peningkatan surplus neraca perdagangan dengan negara-negara Asean di sektor perikanan menembus angka US$505 juta.

Angka itu naik sekitar 8,6%, naik dari US$464,94 juta yang dicatatkan hingga akhir tahun lalu, dengan proyeksi nilai eksportasi hasil perikanan yang mencapai US$580 juta dengan nilai impor sekitar US$75 juta.

Di sisi lain, KKP juga telah mematok target produksi ikan nasional pada 2014 sebanyak 20,95 juta ton, naik sedikit dari realisasi tahun sebelumnya yang hanya 19,56 juta ton, sekaligus meningkatkan nilai ekspor dari US$4,16 miliar pada 2013 menjadi US$5,65 miliar tahun ini.

“Jika dibandingkan impor terhadap ekspor, nilainya cenderung menurun dari 21% pada 2011 menjadi sekitar 10%-12% pada dua tahun berikutnya,” tutur Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP Saut P. Hutagalung, Rabu (23/4/2014).

Saut mengklaim, tren penurunan importasi sektor perikanan menunjukkan bahwa upaya pengendalian impor hasil perikanan yang telah dirintis sejak 2011 berjalan cukup efektif.

Ditjen P2HP KKP juga melansir, memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 neraca perdagangan hasil perikanan Indonesia surplus US$324,61 juta pada 2011, lalu meningkat menjadi US$493,44 juta pada 2012.

Saut menuturkan terkendalinya impor juga menunjukkan bahwa peningkatan daya saing usaha perikanan membutuhkan langkah yang konsisten dan terencana, sehingga lebih siap menghadapi persaingan tidak saja di pasar ASEAN juga pasar global.

Hal ini, juga membuat pemerintah berani menargetkan nilai investasi di sektor perikanan secara nasional pada 2014 yang akan bergulir di Indonesia akan jauh meningkat. “Investasi di sektor perikanan selama 2013 sebesar Rp2,6 triliun. Tahun 2014 bisa Rp3 triliun,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini