Bisnis.com, JAKARTA--Sejumlah ekonom menyayangkan keputusan politis yang diambil oleh Presiden SBY terkait pembatalan rencana konsolidasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang diupayakan oleh Kementerian BUMN.
Keputusan ini dinilai lebih bernuansa politis ketimbang kepentingan strategis untuk membesarkan BTN dan mengatasi backlog perumahan yang telah mencapai 15 juta unit.
Ekonom Yanuar Rizky mengatakan konsolidasi BTN-Mandiri merupakan rencana lama yang seharusnya tidak perlu dipersoalkan. Apalagi tren perbankan dunia juga mengarah pada konsolidasi seperti yang dilakukan Temasek Holding's dan Khasanah Berhad.
"Sangat disayangkan perdebatan yang muncul bukan pada substansi, tapi lebih banyak pada aspek politis," paparnya, Kamis (24/4/2014).
Padahal, lanjutnya, untuk memperkuat BTN, dibandingkan dengan melakukan right issue dan mengakibatkan saham pemerintah terdilusi, maka konsolidasi adalah jalan terbaik. Menurutnya, hal tersebut juga dilakukan oleh perbankan di negara tetangga.
Dia menambahkan, Indonesia tidak bisa menunda lagi proses konsolidasi perbankan. Sebab, hal itu sudah dilakukan negara lain dalam 5 tahun terakhir untuk menghadapi masyarakat ekonomi Asean (MEA).
"Pemerintah baru harus punya sikap yang jelas terhadap upaya konsolidasi perbankan agar kita memiliki bank yang kuat di regional," imbuhnya.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan sinergi Mandiri-BTN sesungguhnya sangat strategis untuk melahirkan bank-bank yang kuat dan mampu menjadi sumber pembiayaan bagi sektor perumahan di Indonesia yang butuh biaya besar.
Sementara itu, jika hanya menggantungkan pada kondisi BTN saat ini, tentu akan sangat berat mengingat kapasitas modal dan sumber pendanaan yang sangat terbatas.
"Upaya Menteri BUMN sangat strategis dan tepat untuk melahirkan bank yang kuat. Sinergi Mandiri-BTN juga akan menjadikan kedua bank mampu bersaing dengan bank-bank asing yang semakin kokoh baik di Indonesia maupun Asean," jelasnya.
Rosan P. Roslani, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perbankan dan Finansial, mengatakan konsolidasi Mandiri-BTN dinilai sebagai momentum yang tepat untuk melahirkan bank yang besar, kuat dan memiliki daya saing untuk berbagai segmen pasar.
Menurutnya, dengan menjadi anak perusahaan Bank Mandiri yang didukung oleh modal kuat, pendanaan besar dan jaringan yang luas, nantinya BTN akan memiliki ruang untuk bisa berkembang dan memaksimalkan potensi pasar perumahan yang semakin besar.
"Indonesia butuh bank yang besar dan kuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong ekonomi nasional agar tumbuh semakin tinggi. Konsolidasi ini juga dibutuhkan agar bank kita bisa menjadi pemain utama di dalam negeri dan di Asean," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel