AKUISISI BTN: Ditunda SBY, Karyawan Tetap Borong Saham BBTN

Bisnis.com,27 Apr 2014, 19:56 WIB
Penulis: Sukirno
Bank BTN/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Meskipun rencana akuisisi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. diputuskan untuk ditunda oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, karyawan tetap memborong saham perseroan.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Serikat Pekerja BTN Satya Wijayantara mengatakan program 1 karyawan satu lot saham emiten berkode BBTN itu terus berlanjut. Selain saham BBTN, karyawan juga membeli saham BMRI, kode saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

"Sampai hari ini, sudah terkumpul 8.300 karyawan yang membeli minimal 1 lot saham BTN dan Bank Mandiri dari total 11.000 karyawan," ungkapnya, Minggu (27/4/2014).

Dia meminta program 1 karyawan 1 lot itu terus dilanjutkan dan tidak dijual kembali kendati Presiden telah memutuskan untuk menunda proses akuisisi BTN oleh Bank Mandiri.

Menurutnya, program tersebut terus dilanjutkan karena suatu saat dipastikan akan berguna bagi keberlangsungan perusahaan.

Satya sadar, pemegang saham minoritas tidak akan dapat berbicara banyak dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Pasalnya, pemegang saham minoritas akan diperhitungkan jika memiliki minimal 4% saham dari total saham perseroan.

Kendati demikian, dia menilai pemegang saham yang hanya memiliki 1 lot saham juga memiliki hak untuk menghadiri RUPS. Sehingga, apabila 11.000 karyawan BTN seluruhnya memegang minimal 11.000 lot atau masing-masing 1 lot, tentu akan menjadi kelompok penekan.

"Ini program social pressure. Artinya, kalau 8.300 karyawan menjadi pemegang saham yang ada saat ini kemudian hadir di RUPS, meski tidak berpengaruh, tetapi akan membuat peserta RUPS tertekan," tuturnya.

Terlebih, sambungnya, jika 11.000 karyawan BTN telah membeli saham BBTN dan BMRI. Dia memperkirakan jika seluruh pemegang saham itu hadir dalam RUPS akan menjadi sejarah di Tanah Air.

Kehadiran 11.000 pemegang saham minoritas itu dinilai akan menjadi kelompok sosial penekan dan diharapkan dapat diperhitungkan oleh para pengambil keputusan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini