DPR Minta Produksi Rokok Putih Dikurangi

Bisnis.com,28 Apr 2014, 14:05 WIB
Penulis: News Editor
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - DPR menilai jalan tengah kebijakan industri rokok di Tanah Air dapat ditempuh dengan mengurangi produksi rokok putih dan kretek putih atau mild diimbangi dengan memperbanyak produksi rokok kretek khas Indonesia.

Hal itu dinilai jalan tengah yaitu antara mencari pendapatan negara, mengurangi jumlah perokok untuk kesehatan dan menambah lapangan pekerjaan.

Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Azis mengungkapkan hal itu kepada wartawan usai menjadi pembicara pada diskusi tentang cukai di Jakarta, pekan lalu.

Menurut Harry, strategi mengurangi rokok putih dan rokok kretek putih bisa jadi cara baik untuk menambah lapangan kerja.

"Rokok putih telah mengurangi tenaga kerja di industri rokok, karena adanya penggunaan mesin dalam pembuatannya," kata Hari.

Hal ini mengingat, tambahnya, sekalipun industri rokok pesat dan konsumsi rokok terus meningkat, tetapi jika ditelisik, penyerapan tenaga kerjanya sangat kecil, yakni hanya menyerap sebanyak 6 juta orang.

Berdasarkan data dari Center of Information and Development Studies (CIDES) Indonesia, pasar rokok kretek tradisional hanyalah 23% di Indonesia. Namun, mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 86,9%.

Berbeda dengan pasar rokok kretek mesin yang pasarnya 69% di Indonesia, tetapi penyerapan tenaga kerjanya hanya 11,7%.

Oleh karena itu, tambah Harry, saat produksi rokok mesin turun, pemerintah tetap kejar target untuk meraih tinggi pendapatan cukai. Nah dari situlah, pemerintah dan pengusaha rokok kretek meningkatkan produksi rokoknya.

Dari sisi isu kesehatan kebijakan ini lebih adil, karena selama ini, perokok pemula-lah yang menggandrungi rokok putih atau tidak suka rokok kretek. Sehinga dengan kebijakan ini, jumlah perokok di bawah umur bisa berkurang.

"Dengan begitu akan lebih banyak penyerapan tenaga kerja di industri rokok, cara itu bisa bertambah sampai 10 juta pekerja bahkan lebih di industri rokok nasional," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini