Lonjakan Upah Buruh Bebani IKM Komponen Otomotif

Bisnis.com,01 Mei 2014, 12:38 WIB
Penulis: Dini Hariyanti
Komponen otomotif

Bisnis.com, JAKARTA—Produsen komponen otomotif skala industri kecil dan menengah (IKM) menilai lonjakan upah buruh sangat membebani perusahaan, mengingat bisnisnya yang mudah goyah dalam hal serapan tenaga kerja.

Ketika pesanan meningkat, perusahaan dengan mudah menambah pekerja dan hal sebaliknya terjadi jika usaha loyo.

Ketua Koperasi Industri Komponen Otomotif (Kiko) Indonesia M. Kosasih menyatakan lonjakan upah buruh cukup membebani IKM komponen. “Harga tertekan, upah buruh terus meningkat jadi tak seimbang [antara biaya produksi] dan harga jual,” katanya kepada Bisnis, Rabu (30/4/2014).

Di sisi lain, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) terus menyuarakan penaikan upah minimum provinsi (UMP) mencapai 30% pada tahun depan. Persentase ini diakui berat untuk dipenuhi IKM komponen mengingat kinerja bisnis saja tak berkembang sejauh itu.

Kiko mengaku tak bisa memastikan bakal mengikuti kenaikan upah buruh pada tahun depan atau tidak. Bagi pebisnis skala indusri kecil menengah urusan upah sangat tergantung pada kinerja bisnis perusahaan.

“Bisnis kami tidak berkembang sedangkan upah minimum terus melesat jadinya bisa buntung bukannya untung,” ucap Kosasih. Apalagi, kenaikan upah buruh jelas mempengaruhi komponen biaya produksi melambung tanpa diimbangi peluang setara untuk menaikkan harga jual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nurbaiti
Terkini