Dukungan Pemda Tentukan Kesuksesan Proyek Air Minum

Bisnis.com,02 Mei 2014, 14:13 WIB
Penulis: Dimas Novita Sari

Bisnis.com, JAKARTA - Investor bisnis proyek sistem penyediaan air minum (SPAM) menilai dukungan pemerintah merupakan kunci utama keberhasilan investasi di sektor tersebut.

"Proyek ini kan nantinya menjadi milik daerah. Jadi, perlu kesadaran dari mereka untuk mengembangkan, menyukseskan, dan memelihara penyediaan air bersih tersebut," jelas Abdulbar M. Mansoer, Direktur Utama PT Aetra Air Tangerang (AAT) anak usaha dari Acuatico Air Indonesia, Jumat (2/5/2014).

Hal itu, kata Abdulbar, terbukti dalam perusahaan yang sebelumnya merupakan proyek KPS bernama SPAM Pacibaja (Pasar Kemis, Cikupa, Balaraja, dan Jayanti) senilai Rp320 miliar.

Proyek yang ditawarkan pada 2009 lalu pada acara infrastructure summit terbukti berkembang dan menghasilkan pemasokan yang besar bagi perusahaan berkat dukungan besar dari Bupati Tangerang.

"Bisnis air itu sangat steady dan menjajikan karena pelanggannya pasti, apalagi untuk sektor industri. Tapi, dengan catatan dikelola dengan benar," paparnya.

Selain itu, pemerintah perlu memerhatikan studi mengenai perencanaan dan kesiapan proyek. Jangan sampai, lanjutnya, ada kesalahan perhitungan yang akan menyebabkan penawaran menjadi alot.

Misalnya saja, pada beberapa proyek SPAM yang masih terkendala penentuan besaran viabilty gap fund (VGF) karena nilai kelaikan yang dianggap kurang oleh investor.

"Jadi kalaupun memang di awal terlihat tidak feasible, pemerintah harus jelas dalam membuat studinya," papar Abdulbar.

Skema bisnis, lanjutnya, juga harus dipikirkan dengan matang. Apakah akan business to business dengan PDAM setempat, atau langsung dengan pemerintah daerah.

Menurutnya, investor SPAM sebaiknya diberikan kebebasan dalam mengembangkan bisnisnya, tidak terikat dengan PDAM, sehingga dalam mengaanggarkan modal belanja tidak harus berkompromi dengan pihak lain. "Itu juga akan menunjukkan kesungguhan investor dalam berinvestasi," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor:
Terkini