BI Diprediksi Tak Ubah Dosis Pengetatan Moneter

Bisnis.com,04 Mei 2014, 19:45 WIB
Penulis: Sri Mas Sari
Penyesuaian tarif akan mengikuti perubahan nilai tukar rupiah, minyak mentah Indonesia (ICP) dan inflasi. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Dosis pengetatan moneter diperkirakan tak berubah menyusul statistik perdagangan dan inflasi yang positif.

Analis pasar modal dan obligasi Bank Danamon Dian Ayu Yustina mengatakan  neraca perdagangan sejauh ini sesuai harapan meskipun perbaikan ekspor manufaktur untuk menandingi penurunan pengapalan komoditas masih terus dicermati.

Pada saat yang sama, tidak ada tekanan berarti pada inflasi karena panen raya. Dengan demikian, inflasi tetap diprediksi lebih rendah dari tahun lalu.

“Karena inflasi tetap rendah, data perdagangan masih positif dan nilai tukar rupiah relatif stabil, kami tidak berpikir Bank Indonesia akan mengubah suku bunga pada rapat dewan gubernur berikutnya,” katanya, Minggu (4/5/2014).

Meskipun demikian, lanjutnya, risiko melesatnya inflasi tetap harus diwaspadai akibat penaikan tarif listrik pada beberapa golongan pelanggan yang efektif Mei. Oleh karena itu, Bank Danamon merevisi naik proyeksi inflasi tahun ini dari 4,94% menjadi 5,37%.

Seperti diketahui, pemerintah menaikkan tarif listrik bagi industri berskala sedang dan besar setiap 2 bulan sekali hingga akhir 2014. Penyesuaian tarif juga dilakukan terhadap pelanggan rumah tangga besar (R-3), bisnis berskala medium dan besar (B-2 dan B-3) dan institusi pemerintah (P-1).

Penyesuaian tarif akan mengikuti perubahan nilai tukar rupiah, minyak mentah Indonesia (ICP) dan inflasi.

Dian memperkirakan dampak inflasi akan bergantung pada imbas lanjutan terhadap harga barang kebutuhan sehari-hari (consumer prices). “Berdasarkan hitung-hitungan kami, dampak tambahan terhadap inflasi sekitar 0,4% sehingga inflasi akhir tahun akan 5,37%,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini