Indonesia Harus Bersiap Hadapi MEA

Bisnis.com,07 Mei 2014, 22:37 WIB
Penulis: Dara Aziliya

Bisnis.com, JAKARTA – Semakin mendekati implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Indonesia harus segera berbenah dan mempersiapkan diri karena MEA dapat dimanfaatkan oleh negara-negara ASEAN, untuk terlibat dalam pasar global.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Brunei Darussalam, dan ASEAN, Olof Skoog menyampaikan bahwa masih terdapat hal-hal krusial yang harus diperhatikan oleh Indonesia, sebelum tahun implementasi MEA.

“Indonesia harus meningkatkan perhatiannya pada populasi, tenaga kerja, dan sumber daya alam yang dimiliki,” kata Skoog di Jakarta, Rabu (7/5/2014).

Menurut Skoog, hal-hal fundamental di Indonesia harus mampu dipertahankan, sebagai modal untuk memastikan investasi masuk ke Indonesia. Selain itu, infrastruktur dan edukasi adalah hal utama yang harus disorot oleh pemerintah Indonesia.

Menyambut tahun implementasi MEA, Skoog mengaku bahwa UE bersemangat untuk terlibat aktif. Alasannya tak lain, karena Uni Eropa juga merupakan program integrasi antara negara-negara Eropa, dan telah berlangsung selama 10 tahun.

“Kami akan membantu menjelaskan mengenai benefit dari integrasi negara-negara seperti yang dilakukan oleh UE, memberi model (contoh) atas apa yang baik dan tidak baik untuk dijalankan, dan apa yang bisa diperoleh. Namun tetap saja, sejauh apa MEA ingin melangkah, tergantung pada negara-negara yang terlibat,” kata Skoog.

Skoog pun mengakui kebutuhan UE atas pasar Asia Tenggara nantinya. Ia menegaskan pentingnya membangun hubungan baik antara Uni Eropa dan MEA.

Uni Eropa merupakan integrasi 28 negara Eropa dengan jumlah total penduduk sebesar 505,7 juta jiwa. Program fokus Uni Eropa adalah penegakan hukum, ekonomi, hak asasi manusia, dan perlindungan kaum minoritas. Duta Besar Polandia untuk Indonesia, YM Tadeusz Andrzej Szumowski menyampaikan, produk domestik bruto (PDB) Polandia menanjak hingga hampir 50% setelah bergabung dengan Uni Eropa.

Keberhasilan Uni eropa dalam mengelola pasar, diharapkan dapat diadaptasi oleh negara-negara Asia Tenggara dalam implementasi MEA kelak.

Skoog pun tak menampik bahwa dalam beberapa tahun belakangan, UE juga turut menghadapi beberapa permasalahan.

“Dalam beberapa tahun terakhir, kami juga tengah menyasati pertumbuhan, tingkat pengangguran, dan masalah lingkungan. Jika melakukan langkah-langkah ekonomi, kami pastikan untuk melakukannya dengan bertanggung jawab. Kewajiban lain adalah juga memastikan stabilitas setiap negara yang tergabung dalam UE,” jelas Skoog.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini