Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menilai suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) yang cenderung tinggi bakal memperlambat pendalaman pasar keuangan.
Sementara menurut Gubernur Bank Indonesia Agus D. W. Martowardojo, kebijakan BI Rate digunakan untuk mengendalikan laju inflasi, dan kini inflasi tengah mengalami pembaikan.
Saat peresmian Lembaga Riset Mandiri Institute, Senin (12/5/2014), Dahlan mengatakan bahwa bunga rendah bisa menjadi solusi untuk menetapkan pendalaman pasar keuangan.
"Bunga rendah bisa menjadi ideologi untuk memperdalam pasar keuangan," ungkap Dahlan.
Sementara itu, pada 13 Juni 2013, Bank Indonesia pertama kalinya menaikkan BI Rate di 2013 dari 5,75% menjadi 6%.
Hingga kini, BI sudah menaikkan BI Rate hingga 5 kali melalui rapat dewan gubernur (RDG) BI atau naik 175 basis poin (bps) menjadi 7,5%.
Merespon pendapat Menteri BUMN, Gubernur Bank Indonesia Agus D. W. Martowardojo mengatakan bahwa kebijakan BI Rate digunakan untuk mengendalikan laju inflasi, dan kini inflasi tengah mengalami pembaikan.
"Memang tak ada insan yang menginginkan BI Rate tinggi, tapi sebenarnya ini untuk mengendalikan inflasi pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)," tuturnya.
Agus menilai pemerintah tergolong lambat mengambil kebijakan menaikkan BBM. Penaikan BBM tersebut memerlukan perdebatan yang cukup panjang. Agus mengatakan bahwa tingginya inflasi sering kali dipicu oleh pengelolaan energi.
Inflasi Indonesia telah sampai pada tren penurunan, pada April 2014, kini mencapai 7,25%. BI memproyeksikan laju inflasi akhir tahun ini di 4,5% plus minus 1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel