Krisis Ukraina: IMF Khawatirkan Dampak Buruk Bagi Dunia

Bisnis.com,12 Mei 2014, 20:33 WIB
Penulis: Aura Purify
IMF

Bisnis.com, JAKARTA –- IMF tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya atas krisis yang terus terjadi di Ukraina.

Ketua Dana Moneter Internasional Christine Lagarde di Berlin, Senin (12/5/2014) menyebutkan bahwa krisis Ukraina dapat memberi pengaruh buruk bagi perekonomian negara-negara lain.

"Krisis di Ukraina adalah sebuah bahaya yang sangat sulit untuk diukur (dan) yang risiko penularannya untuk negara-negara lain hampir tidak dapat diprediksi. Semua sama, dapat memiliki konsekuensi ekonomi yang parah," kata Lagarde.

Saham Eropa yang menguat pada awal Senin (12/5/2014) akibat adanya rencana kerja sama Prancis dan Jerman, tak cukup signifikan kenaikannya karena pengaruh ketegangan di Ukraina.

Pada pukul 07:08 waktu setempat, FTSEurofirst 300, index 10 saham top Eropa menguat 0,2% menjadi 1.357,98 poin.

Saham Alstom naik 2,1% setelah Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan pemerintah Jerman mendukung kerja sama antara Siemens dan Alstom.

Industri pertambangan juga mengalami peningkatan, sejalan dengan naiknya harga logam. Rio Tinto menguat 2,5% dan BHP Billiton 1,5%.

Meski demikian, signifikansi penguatan pasar ini cukup terbatas karena tensi yang meninggi di Ukraina, setelah referendum di provinsi timur Minggu (11/5).

Sekitar 40 saham blue-chip Eropa mendapatkan keuntungannya lebih dari 5% dari market Rusia. Ini termasuk  Raiffeisen Bank Austria dan Nokian Renkaat Finlandia.

Berdasarkan data MSCI, kedua perusahaan tersebut  memperoleh 26-21% revenue-nya dari Rusia.

Lagarde akan membahas masalah situasi ekonomi global bersama Kanselir Jerman Angela Merkel kepala-kepala OECD, Bank Dunia, Organisasi Perdagangan Dunia dan Organisasi Perburuhan Internasional, di Berlin Selasa (13/5).

Menurut Lagarde, dampak terbesar krisis Ukraina akan terasa pada perdagangan internasional, investasi asing langsung, arus modal internasional dan pasokan energi Eropa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini