Bisnis.com, JAKARTA -- PT Tugu Pratama Indonesia, perusahaan asuransi umum milik PT Pertamina, mengkaji sejumlah kemungkinan aksi korporasi seperti divestasi, akuisisi maupun penambahan modal terkait penyertaan di anak perusahaan pada tahun ini.
Di antara langkah yang mungkin dilakukan Tugu Pratama tahun ini adalah mengakuisisi perusahaan yang kuat di sektor ritel.
Saat ini perusahaan itu memiliki penyertaan modal secara langsung maupun tidak langsung di sembilan perusahaan yaitu PT Tugu Reasuransi Indonesia, PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, PT Asuransi Staco Mandiri, PT Asuransi Tugu Samsung, PT Asuransi Maipark Indonesia, PT Pratama Mitra Sejati, PT Synergi Risk Management Construction dan Tugu Insurance Company Ltd yang berbasis di Hongkong.
Presiden Direktur Tugu Pratama Yasril Rasyid mengatakan kajian itu diperkirakan rampung pada bulan ini. “Kami ingin agar ada nilai tambah dari anak perusahaan,” katanya usai paparan kinerja, Selasa (13/5/2014).
Kajian itu dilakukan guna menelaah aksi korporasi yang mungkin dilakukan oleh perusahaan.
Tugu Pratama membuka kemungkinan untuk mengakuisisi perusahaan yang kuat di sektor ritel.
Kendati demikian, Rasyid belum bersedia memberikan penjelasan secara rinci.
Rasyid mengatakan perusahaannya pernah memiliki penyertaan modal di 23 perusahaan pada dekade 1990-an.
Namun, pada 2000, perusahaan asuransi umum yang pernah menjadi pemimpin pasar itu melakukan divestasi.
Sebagai gambaran, penyertaan modal tersebut menjadi portofolio investasi paling besar di perusahaan dengan porsi 40%, diikuti investasi di deposito 25%, reksadana 20% serta sisanya di instrumen obligasi serta efek lainnya.
Pada tahun lalu, perseroan membukukan hasil investasi Rp210,84 miliar atau tumbuh 41% dibandingkan dengan Rp149,18 miliar pada 2012.
Ditopang hasil investasi, laba perusahaan sepanjang 2013 mencapai Rp349,03 miliar atau tumbuh 78% dibandingkan dengan Rp196,35 miliar pada 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel