Interpretasi Data Tenaga Kerja AS Pelik

Bisnis.com,15 Mei 2014, 19:26 WIB
Penulis: Dara Aziliya
Gubernur BankSentral AS Janet Yellen/Reuters

Bisnis.com, SAN FRANSISCO -- Interpretasi pada pengetatan pasar tenaga kerja menjadi pelik akibat data menunjukkan penurunan pada tingkat pengangguran, namun turut disertai dengan penurunan besar atas proporsi usia kerja AS yang berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja. Padahal, tingkat pengangguran turun dalam laju tertinggi pascaresesi.

Kondisi ini jelas berdampak pada sulitnya pengambilan keputusan oleh The Fed untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan.

Para ekonom Federal Reserve tengah berjuang untuk menguatkan angka pasar tenaga kerja Amerika Serikat namun belum menemukan kesepakatan mengenai metode penghitungan yang akan digunakan.

Penasihat senior Richmond Fed, Andrea Hornstein menyampaikah bahwa tingkat pengangguran adalah 6,3%. Nilai ini juga telah merepresentasikan kondisi kelonggaran dalam pasar tenaga kerja.

Adapun ekonom The Fed regional San Fransisco, Mary Daly menyampaikan bahwa penilaian menyeluruh harus dilakukan pada tingkat pengangguran untuk mengelola upah yang stagnan, penganggurannjangka panjang, dan partisipasi usia kerja.

"Pasar tenaga kerja kita benar-benar dalam kondisi pengetatan," kata Daly.

Dengan tingkat bunga yang mendekati nol dan menyisakan ruang bagi bank sentral AS untuk mengambil langkah segar demi memacu pertumbuhan, para pengampu kebijakan tampaknya akan terus mempertahankan pengetatan kebijakan moneter hingga memiliki gambaran jelas mengenai kondisi tenaga kerja.

"Satu tahun dari sekarang The Fed harus menyesuaikan kebijakan dengan apapun yang disuguhkan oleh data. Kesalahan The Fed justru karena mereka menunggu lebih lama," kata ekonom Northern Trust, Jim McDonald.

Saat ini, tingkat pengangguran di AS lebih tinggi dari standar yang ditetapkan oleh The Fed. Namun, kondisi ini memperjelas tugas The Fed, mengenai langkah-langkah apa yang harus dijalankan The Fed sebelum risiko ketatnya pasar tenaga kerja memicu tekanan pada upah.

Daly mengestimasi satu perempat hingga satu pertiga masyarakat Amerika yang meninggalkan pekerjaannya akan kembali, jika pasar tenaga kerja suatu hari benar-benar mengetat. Saat itulah, kondisi upah yang lama stagnan akan berfluktuasi.

Namun, menurut Daly, dorongan untuk menaikkan upah hanya akan terjadi jika tingkat penganguran mendekati 5%. Peningkatan upah akan sangat perlahan, tergantung respon yang diberikan The Fed.

Alasan lain mengapa ekonom tidak memiliki pandangan yang sama atas kondiri pasar tenaga kerja adalah kesulitan dalam mengestimasi sejauh apa jumlah pengangguran, agar dapat mendorong kenaikan upah. Dewan bank sentral AS memprediksikan nilai pengangguran dapat berada dalam rentang 5,2-5,6%, namun nilai ini pun fluktuatif. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini