Bisnis.com, JAKARTA—Pasca kenaikan tingkat suku bunga penjaminan (LPS Rate), tampaknya bank bakal jor-joran menawarkan bunga simpanan, di tengah perebutan likuiditas yang belum longgar.
Wakil Direktur Utama PT Bank Victoria Internasional Tbk. Anthony Soewandy memprediksikan dampak kenaikan LPS Rate menjadi 7,75% untuk simpanan bank umum dalam rupiah akan menjadi bank-bank obral bunga dana pihak ketiga (DPK).
Anthony menilai jika bank kategori menengah atau kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) II memiliki rasio pembiayaan terhadap pendanaan (loan to deposit ratio/LDR) hampir menyentuh 92%, maka bank tersebut akan agresif menawarkan suku bunga tinggi untuk menyeimbangkan pertumbuhan DPK terhadap kredit.
“Yang memberikan bunga deposito tinggi itu, dominan bank yang kesulitan likuiditas,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (19/5/2014).
Dalam 6 bulan terakhir, Bank Indonesia (BI) mencatatkan suku bunga deposito 1 bulan naik 80 basis poin (bps) dari posisi 7,1% ke posisi 7,9%. Sementara itu, suku bunga deposito bertenor 6 bulan naik hingga 145 bps dalam 6 bulan terakhir dari posisi 6,79% menjadi 8,24%.
Di sisi lain, Anthony menilai, dalam seminggu ke depan kenaikan LPS Rate masih belum memberikan pengaruh terhadap cost of fund perbankan. Dia mengatakan cost of fund Bank Victoria dalam 6 bulan terakhir telah naik 22 bps menjadi 9,87%. Adapun modal inti perseroan hingga kuartal I/2014 berkisar Rp1,66 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel