Orang Tua Semakin Yakin Sekolahkan Anak Ke Luar Negeri

Bisnis.com,21 Mei 2014, 14:28 WIB
Penulis: Inda Marlina
Pemakaran sekolah di Luar Negeri. Orang tua semakin yakin dapat mengirim anak mereka/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Orang tua saat ini telah menyadari bahwa anak-anak mereka harus memiliki pendidikan tinggi yang diperoleh dari universitas, terutama universitas di luar negeri.

Survei yang dilakukan The Hong Kong and Shanghai Bank Corporation Limited (HSBC) menyebutkan 92% orang tua menginginkan anaknya untuk bersekolah di luar negeri.

Keuntungan yang di dapat dari sekolah di luar negeri menurut data yang dihimpun oleh HSBC antara lain agar anak-anak mereka mendapatkan kemampuan berbahasa asing (67%), memperoleh pengalaman bekerja di ranah internasional (65%), dan kemandirian (55%).  

SVP & Head of Wealth Management HSBC Steven Suryana menyimpulkan bahwa saat ini orang tua telah menyadari bahwa pendidikan tinggi akan memberikan real life experience untuk bekal kehidupan anak-anak mereka.

“Pendidikan di luar negeri saat ini dinilai mampu merubah hidup seseorang,” ujarnya, Rabu (21/5/2014). 

 HSBC melakukan survei pada 4.500 orang tua di 15 negara mengenai harapan terhadap pendidikan anak-anak mereka. Di Indonesia sendiri, HSBC melakukan survei pada orang tua dengan penghasilan Rp3 juta-Rp10 juta per bulan.

Hasilnya, dari 300 orang tua yang mengikuti survei, 54% orang tua percaya bahwa universitas dapat memberikan akses pada peluang hidup anak-anak mereka kemudian hari. Survei HSBC juga menyatakan bahwa terdapat 98% orang tua ingin anaknya minimal lulus Strata I (S1). 

Di sisi lain, orang tua ternyata memiliki negara-negara favorit yang dianggap mampu memberikan edukasi terbaik untuk anak mereka. Urutan pertama negara favorit orang tua adalah Amerika Serikat (55%) dan disusul oleh Jerman (43%). Di posisi ketiga hingga kelima dari negara favorit adalah Australia (41%), Inggris (38%), dan Jepang (30%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini