Ini Berbagai Kendala Pengusaha Mutiara di Tanah Air

Bisnis.com,22 Mei 2014, 18:06 WIB
Penulis: Arif Gunawan
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu produsen mutiara Indonesia CV Rosario Mutiara menyatakan salah satu kelemahan penjualan mutiara di Indonesia adalah masih rendahnya harga dibandingkan dengan di luar negeri.  

"Di Hongkong, harga mutiara grade A itu mencapai US$300 per gram, sedangkan di Indonesia tidak segitu dan lebih rendah," kata Marketing Manager Rosario Yoseph Stephen Tenggara kepada Bisnis.com, Kamis (22/5/2014).

Pengusaha yang juga tergabung dalam Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi) ini juga menyampaikan, kendala lain yang menghambat pengembangan industri mutiara di Indonesia adalah alasan keamanan.

Kejadian perampokan terhadap produksi mutiara kerap terjadi, sehingga loss production per tahun bisa mencapai 20-30%. Dia mengharapkan pasar dan peminat mutiara bisa memperhatikan legalitas barang yang mereka beli. Sehingga kemungkinan peredaran mutiara illegal di Indonesia bisa ditekan.

Sebagai perusahaan yang telah 20 tahun berkecimpung di usaha mutiara, Rosario punya beragam model dan bentuk hiasan dari mutiara. Seperti kalung, anting, liontin dan cincin. Jenis mutiara yang diproduksi Rosario yakni mutiara putih dan emas (White Pearl and Golden Pearl). Permintaan tertinggi mutiara dari konsumen menurut Yoseph adalah mutiara emas.

"Dari kualitas, bentuk bercahaya, bersih dan bentuk bulat sempurn, menjadi pertimbangan dari konsumen untuk memilih mutiara asal Indonesia," katanya.

Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, sejak 2005 Indonesia telah menjadi produsen terbesar mutiara laut di dunia. Nilai ekspor per tahun mencapai bobot 10-12 ton dengan angka penjualan mencapai US$29 Juta-us$31 Juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini