Industri Pengolahan Kayu Jateng Tertekan

Bisnis.com,28 Mei 2014, 16:30 WIB
Penulis: Pamuji Tri Nastiti

Bisnis.com, SEMARANG—Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean 2015 dinilai menekan industri pengolahan kayu di Jawa Tengah, pasalnya perizinan ekspor semakin ketat terutama penerapan sistem verifikasi legalitas kayu atau SVLK.

Wihayat Mintono, kepala bagian analisis media dan informasi Setda Jateng mengatakan produk kayu dan olahannya tercatat sebagai komoditas unggulan provinsi yang bakal tersendat pemasarannya karena kendala standarisasi dan ketentuan ekspor.

Ketika MEA diberlakukan, ujarnya, produk negara Asean akan bebas membanjiri pasar tanah air termasuk di Jateng. Sementara produk domestik akan mudah dibeli untuk selanjutnya menembus negara konsumen dengan bekal SVLK Indonesia.

“Modusnya, bisa dengan reinvestasi sebagian pabrik ke Indonesia untuk proses finishing. Pengolahan dari bahan baku, hingga secondary process tetap dilakukan di negara asal,” ujarnya, Rabu (28/5/2014).

Wihayat memastikan model bisnis seperti itu tidak akan membebani produsen produk kayu di negara Asean, sebaliknya, industri asli Indonesia bakal tertekan.

Lebih lanjut dia mengatakan, produsen produk kayu Asean memungkinkan untuk memanfaatkan produk ber-SVLK untuk menembus pasar global.

“Indonesia dan Jawa Tengah khususnya berada di posisi terdepan untuk produk kehutanan seiring dengan diterapkannya SVLK. Sistem yang sudah diakui negara konsumen, termasuk Uni Eropa.”

Pemprov Jateng mengimbau pelaku industri terus meningkatkan inovasi dan desain produk dalam menghadapi MEA 2015.

Terkait standarisasi dan legalitas bahan baku, Kementerian Kehutanan berkomitmen melakukan relaksasi peraturan perundang-undangan dan percepatan pelayanan perizinan sehingga daya saing industri terdongkrak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini