Benarkah Bisnis Kereta Listrik Tidak Bisa Untung Besar?

Bisnis.com,28 Mei 2014, 00:14 WIB
Penulis: Fitri Rachmawati
KRL/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Anak perusahaan PT KAI yakni PT Kereta Commuter Jabodetabek mengakui bisnis kereta listrik tidak banyak memberi keuntungan yang signifikan. Namun, tidak juga merugikan. Bisa dikatakan bisnis ini dari segi keuntungannya hanya mampu return tipis.

Juru bicara PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunisa mengatakan jika melihat kinerja keuangan kuartal pertama bisa dikatakan untung tapi tidak banyak. Pasalnya banyak faktor yang mempengaruhi besar kecil keuntungan. Khususnya pengaruh penerapan tarif yang beredar.

“Bicara bisnis kereta listrik tidak bisa dikatakan rugi atau untung banyak. Untung yang didapatkan pun cenderung tipis. Karena bisnis ini bisnis transportasi publik, tidak hanya bicara keuntungan tapi bicara kesusaian tarif,” katanya.

Lebih lanjut, bisnis kereta listrik ini bisnis penyedia jasa transportasi yang hanya bisa mengakomodir penumpang. Pendapatan terbesar memang dari daya jumlah angkut penumpang. Hal ini karena di dorong oleh pertumbuhan pengguna KRL yang selalu meningkat.

Sementara itu, walaupun kentungan lebih banyak di jumlah angkut penumpang. Secara teknis PT KCJ tidak bisa atau tidak diberikan kebebesan dalam penerapan tarif. Pasalnya dalam menentukan tarif PT KCJ harus melihat pendapatan rata-rata penumpang juga kebutuhan akan transportasi ini.

“Dalam bisnis ini tak bisa ngomongin untung atau tidak. Kita hanya bisa mengakomodir publik untuk menggunakan transportasi masal ini. Bisa dikatakan KRL ini backgroundnya transportasi Jakarta Jabodetabek,” katanya.

Dia menegaskan pihaknya tarif KRL yang sekarang berlaku ini sudah termasuk biaya operasional seperti listrik untuk menjalankan keretanya, track access charge, biaya perawatan termasuk biaya sdmnya.

Strategi yang kami [PT KCJ] buat salah-satunya dengan menggunakan kereta listrik bekas, namun kondisinya masih bagus untuk dioperasikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini