Bisnis.com, JAKARTA--Pengetatan likuiditas perbankan yang kian ketat memaksa bank-bank kecil menengah untuk memupuk permodalan dengan penerintan saham baru atau right issue.
Berdasarkan catatan Bisnis, hingga awal Juni 2014, setidaknya terdapat enam bank yang berniat untuk right issue. Selain untuk menyiasati ketatnya likuiditas di industri perbankan, right issue juga untuk memenuhi ketentuan modal minimum yang diatur oleh Bank Indonesia.
PT Bank QNB Kesawan Tbk. mengumumkan penawaran umum terbatas IV kepada para pemegang saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Emiten berkode BKSW itu menerbitkan 2,5 miliar saham baru dengan nominal Rp250 per saham.
Jumlah tersebut merupakan 29,7% dari jumlah saham yang beredar setelah PUT IV sehingga perseroan akan meraup dana segar sebesar Rp650 miliar.
PT Bank Ina Perdana Tbk. berencana menerbitkan right issue untuk menambah permodalan perseroan. Bank yang baru awal tahun ini melantai di pasar modal membidik dana Rp100 miliar hingga Rp150 miliar dari hajatan right issue.
Edy Kuntardjo, Presiden Direktur Bank Ina Perdana, mengatakan hingga saat ini manajemen masih melakukan kajian secara mendalam terkait rencana right issue tersebut.
"Pada prinsipnya, manajemen menginginkan penambahan modal dapat dilakukan untuk memberi ruang pertumbuhan usaha dan peningkatan infrastruktur," ungkapnya, Senin (9/6/2014).
Dia membidik target agar emiten berkode BINA itu secara bertahap dapat mencapai kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II. Saat ini, Bank Ina termasuk ke dalam BUKU I dengan modal inti Rp285 miliar.
Bank Ina setidaknya membutuhkan penambahan modal sekitar Rp420 miliar. Selain untuk penambahan modal, right issue yang sebelumnya direncanakan pada semester II/2014 itu juga akan digunakan untuk pembenahan infrastruktur teknologi informasi.
PT Bank Sinarmas Tbk . (BSIM) telah memublikasikan prospektus rencana penambahan modal tanpa HMETD. Manajemen menerbitkan saham baru maksimum 10% dari jumlah keseluruhan saham dalam jangka waktu 2 tahun.
Per 26 Mei 2014, jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 13,12 miliar saham, maka perseroan maksimum menerbitkan 1,31 miliar saham baru dengan nomonal Rp100 per lembar saham.
Untuk itu, perseroan akan memperoleh penambahan modal sebanyak Rp131 miliar yang akan digunakan untuk modal kerja. Per Maret 2014, modal disetor Bank Sinarmas mencapai Rp1,3 triliun atau termasuk kategori BUKU II.
PT Bank Bukopin Tbk. (BBKP) tengah merencanakan right issue pada 2015 untuk memperkuat permodalan jangka panjang.
Sebelumnya perseroan telah melakukan PUT III dalam rangka penerbitan saham kembali. Jumlah dana yang diperoleh dari PUT III senilai Rp730,12 miliar untuk 1,1 miliar saham biasa kelas B.
Direktur Keuangan Tri Joko Prihanto mengungkapkan dana segar tersebut digunakan tengah digunakan perseroan untuk ekspansi dan meningkatkan permodalan. Right issue akan dilakukan apabila PT Bosowa Corporindo telah menguasai 30% saham di perseroan.
Adapun rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) usai melakukan aksi korporasi tersebut mencapai 16,1% dari posisi sebelumnya 15,12%.
Sementara itu, tiga bank lain yang berencana untuk menerbitkan right issue yakni PT Bank Windu Ketjana International Tbk. (MCOR), PT Bank ICB Bumiputera Tbk (BABP), dan Bank Andara. Akan tetapi, bank-bank tersebut masih belum mengumumkan secara resmi rencana right issue tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel