TIMAH dan NIKEL, Beleid Indonesia Belum Cukup Kuat Menjaga Harga

Bisnis.com,10 Jun 2014, 00:30 WIB
Penulis: Ardhanareswari AHP
Timah batangan /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Timah dan nikel masih dibayangi tren turun. Meski sempat menguat karena kebijakan pemerintah, serangkaian beleid itu dirasa tak cukup kuat mempengaruhi harga.

Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka Ibrahim menilai walau masih ada kelemahan, pembentukan bursa timah sejauh ini boleh dibilang cukup bagus.

"Timah cukup stabil saat ini sejak Permendag Nomor 32 diberlakukan. Bursa mengurangi ruang bermain spekulan," katanya pada Bisnis.com, Senin (9/6/2014).

Namun, menurutnya posisi bursa tersebut bakal lebih mantap jika tak semata mengandalkan perdagangan fisik. Bursa timah harus memiliki transaksi futures untuk menarik konsumen ritel sehingga harga lebih dinamis.

Terkait hal itu, Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI/ICDX) memang sudah berencana untuk meluncurkan kontrak futures timah pada 2015.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti) pun terus mendorong masuknya beragam produk timah ke bursa agar harga lebih terjaga. Saat ini ekspor timah batangan diwajibkan melalui mekanisme pembentukan harga di bursa timah yang berada di bawah naungan BKDI.

Dihubungi terpisah beberapa waktu lalu Kepala Pengembangan Produk dan Pelayanan BKDI Stella Novita Lukman mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bappebti terkait pengajuan beberapa kontrak baru.

"Bappebti sudah sangat terinformasi dan sangat siap untuk melakukan pembahasan materi untuk kontrak-kontrak baru kami," katanya.

Ibrahim menekankan perdagangan futures itu harus difasilitasi dengan sarana dan prasarana yang mendukung transparansi pembentukan harga secara teknikal, salah satunya metatrader. ''Kalau hanya mengandalkan fundamental tanpa teknikal, pasti akan ditinggalkan,'' katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini