PENDUDUKAN MOSUL: Dewan Keamanan PBB Tuntut Gerilyawan ISIL Bebaskan Sandera

Bisnis.com,12 Jun 2014, 06:52 WIB
Penulis: News Editor
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, PBB -- Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa Rabu (11/6/2014) mengutuk meningkatnya kekerasan di kota Mosul, Irak utara, oleh apa yang digambarkan sebagai organisasi teroris pengacau kawasan itu.

Dewan beranggotakan 15 negara juga menuntut pembebasan segera para sandera Turki yang ditahan oleh Negara Islam di Irak dan Mediterania (ISIL), gerilyawan Islam yang terkait dengan Al-Qaida dan aktif di Irak utara dan Suriah.

"Dewan Keamanan menyesalkan dalam istilah terkuat peristiwa baru-baru ini di kota Mosul, di Irak, di mana unsur-unsur dari organisasi teroris ... ISIL telah mengambil alih bagian-bagian penting kota, termasuk Konsulat Turki dan banyak gedung pemerintah, serta ratusan ribu orang mengungsi," kata dewan.

Dikatakan bahwa "serangan teroris baru-baru ini ... sedang dilakukan terhadap rakyat Irak dalam upaya untuk menggoyahkan negara dan kawasan."

Duta Besar Rusia Vitaly Churkin, presiden Dewan Keamanan bulan ini, membacakan pernyataan tersebut kepada wartawan.

Dia menambahkan bahwa saran tentang tindakan yang mungkin melawan kekuatan ISIL muncul ketika dewan membahas masalah Irak pada Kamis.

Dewan bisa menambahkan ISIL ke dalam daftar sanksi Al-Qaida, yang akan menjadi subyek pembekuan aset internasional.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menggemakan kecaman dewan, mengatakan bahwa "terorisme harus tidak diperbolehkan untuk berhasil dalam mengurai jalan menuju demokrasi di Irak yang ditentukan oleh kehendak rakyat Irak."

Turki, Rabu, memperingatkan bahwa pihaknya akan membalas jika ada dari 80 warga negaranya, termasuk pasukan khusus tentara, diplomat dan anak-anak, yang ditahan oleh ISIL selama serangan kilat di Irak utara dirugikan.

Penangkapan para sandera Turki terjadi sehari setelah ISIL mengambil kendali Mosul, menempatkan pasukan keamanan untuk penerbangan dalam pertunjukan spektakuler kekuatan terhadap pemerintah Baghdad yang dipimpin Syiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini