Bisnis.com, SEMARANG—PT Bank Pembangunan Jawa Tengah atau Bank Jateng berupaya menjaga likuiditas dengan memperkuat permodalan sehingga bisa mencapai target pertumbuhan kinerja 20% tahun depan.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno memastikan pertumbuhan kinerja perbankan harus sejalan dengan kekuatan modal di tengah keterbatasan lembaga keuangan menghadapi regulasi dari otoritas.
“Kalau mau tumbuh besar modal harus besar, CAR akan dijaga. Sesuai ketentuan minimal 8%, posisi 13%-14% sebetulnya sudah bagus, tetapi kita sedikit konsentrasi di 15%,” ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (14/6/2014).
Rasio kecukupan modal Bank Jateng itu akan terus dipertahankan pascalaporan keuangan triwulan I/2014 yang berhasil merealisasikan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp28,77 triliun dan pertumbuhan penyaluran kredit Rp912 miliar menjadi Rp 22,69 triliun.
Supriyatno menguraikan pencapaian triwulan pertama dengan LDR 85% terus di jaga bank pembangunan daerah itu dan menjadi acuan untuk memperkuat kinerja tiga triwulan setelahnya. “LDR di angka 84% – 85% meskipun kita bisa 92%. NPL sangat kecil 0,16 jauh di bawah 5%,” katanya.
Pimpinan bank pelat merah itu tidak memungkiri moment pemilihan presiden hingga pelantikan yang berlangsung pada Juli dan Oktober 2014 memberi dampak pada kinerja perbankan, sehingga proyeksi pertumbuhan diprediksi terjadi pascapelantikan presiden pada Oktober.
“Setelah Oktober bisa lebih berkembang lagi, mudah-mudahan tahun depan pertumbuhan bisa lebih di atas 20%.”
Untuk mendorong pertumbuhan kinerja, Bank Jateng berupaya menjaga peningkatan kredit sesuai dengan regulasi tidak melebihi 17%. Selanjutnya, bank dengan aset Rp33,86 triliun pada triwulan I/2014 itu siap memenuhi target pertumbuhan aset menjadi Rp40 triliun di akhir tahun ini.
Sebelumnya, Komisaris Utama Bank Jateng Sri Puryono menyatakan Perseroan tidak mudah menjalankan komitmen program BPD sebagai Regional Champion, sehingga perlu tekad untuk bersaing dengan bank umum.
“Catatan kinerja positif triwulanan menjadi modal untuk terus berbenah dan memberikan pelayanan dalam permodalan kepada masarakat,” ujarnya. Porsi simpanan Bank Jateng saat ini masih didominasi nasabah korporasi dalam bentuk deposito, sehingga terus mendorong porsi dana pensiun dan dana murah dari masyarakat. (Pamuji Tri Nastiti & Roberto Purba)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel