Menperin Harapkan Inalum IPO Dua Tahun Lagi

Bisnis.com,16 Jun 2014, 15:59 WIB
Penulis: Riendy Astria
Produka aluminium olahan Inalum. Perseroan ditargetkan IPO pada 2016/Setkab

Bisnis.com, JAKARTA-- Pemerintah menyatakan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) harus siap melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) pada 2016.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan saat ini Inalum sedang fokus untuk memasarkan produknya di dalam negeri dan melakukan segala ekspansi guna meningkatkan kinerja perusahaan.

Adapun saat ini, Inalum membutuhkan pendanaan untuk bisa mendanai ekspansi perusahaan sekitar US$1,9 miliar untuk pembangunan satu line smelter aluminium ingot, pembangunan pembakit listrik, dan ekspansi pelabuhan.

Inalum sendiri berencana akan memaksimalkan kas internal untuk ekspansi tersebut. Namun, di luar kas internal, Inalum berencana merilis bonds, mencari pinjaman dari konsorsium bank dan IPO. Hidayat mengatakan, ketiga cara tersebut sangat memungkinkan bisa dilakukan.

“Semua harus liat situasi. Kalau mau IPO atau obligasi harus liat keadaan pasar modal dulu. Paling tidak dalam waktu dua tahun harus siap IPO,” kata Hidayat usai Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (16/6/2014).

Direktur Utama Inalum Winardi mengatakan pihaknya memang berencana merillis bonds, melalui initial public offering (IPO), dan juga pinjaman dari bank yang membentuk konsorsium. Adapun untuk IPO, pihaknya berharap bisa dilakukan sebelum 2019.

“Tetapi itu semua kan tergantung pada pemegang saham, kami hanya melaksanakan. Kalau 2016 IPO, kami siap,” ujarnya.

 Saat ini, kas perusahaan setelah diambil alih dari Jepang berkisar antara US$400 juta-US$500 juta.

“Untuk ekspansi akan menggunakan equity internal 35%, selebihnya harus cari sumber pendanaan yang lain. Kas kami masih bagus, untuk sampai ke IPO kami juga sudah mulai melakukan rating. Namun semua kembali lagi ke pemegang saham, pemerintah dan DPR (untuk proses IPO),” paparnya.

Yang pasti, lanjut Winardi, bagaimanapun pihaknya akan memaksimalkan kas perusahaan. Hal ini lantaran keperluan dana digunakan bertahap. “Jadi semaksimal mungkin menggunakan dana internal dulu sambil lihat pendanaan dari mana lagi yang paling sesuai,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini