Kementerian ESDM Rintis Bahan Baku Biofuel dari Algae

Bisnis.com,16 Jun 2014, 18:35 WIB
Penulis: Yanuarius Viodeogo
Bisnis.com, JAKARTA -- Dirjen Energi Terbarukan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan pengembangan biofuel di Indonesia lebih banyak bergerak di sisi hilir guna mengisi kelangsungan pasokannya.
 
Untuk sisi perhuluannya, Rida mengungkapkan Kementerian ESDM dan Kementan telah mengembangkan tumbuhan Algae termasuk jenis tanaman yang produksinya sebagai bagian tanaman unggulan.
 
"Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan masing-masing sudah mempunyai MoU dengan meneliti Algae sebagai bahan baku biofuel," tuturnya kepada Bisnis.com, di Jakarta, Senin (16/06/2014).
 
Dari halaman situs ESDM, kandungan minyak dari tumbuhan algae mampu menyerap CO2 sebanyak 2,88 metrik ton per 1 metrik ton algae.
 
Kandungan minyak nabati bisa mencapai 30%-40% lebih tinggi dibandingkan dengan dari crude palm oil (CPO) hanya 25%.
 
Sementara, Direktur Produksi Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Coco Kokarkin Soetrisno menyatakan tumbuhan algae belum banyak diminati di Indonesia sebagai biofuel. Pasalnya, menurut Coco biaya investasi dan produksinya lebih mahal.
 
"Masyarakat Indonesia belum melirik sebagai biofuel tapi produksi untuk spirulina. Karena biaya untuk biofuel lebih mahal dibandingkan dengan cetak konsumsi makanan," tuturnya.
 
Algae merupakan spesies famili algae yang tumbuh di bebatuan dengan dominan berwarna hijau. Tumbuhan itu selain untuk produk makanan juga dapat menghasilkan biofuel dan pembangkit listrik dengan proses fotosintensis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini