Otomotif, Sektor Potensial untuk Diversifikasi Ekspor

Bisnis.com,16 Jun 2014, 18:56 WIB
Penulis: Dini Hariyanti
Mobil produksi ATPM. Potensial untuk diversifikasi ekspor/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Asian Development Bank (ADB) menilai industri otomotif Indonesia merupakan sektor potensial untuk melakukan diversifikasi komoditas ekspor.

Pada sisi lain pemerintah harus siap memberikan insentif lebih agar lokalisasi produksi kendaraan bermotor meningkat.

Deputy Country Director Indonesia Resident Mission ADB Edimon Ginting berpendapat pemerintah tak perlu melakukan lompatan terlalu jauh untuk mendorong peningkatan kinerja ekspor otomotif. Sejalan dengan itu struktur industri pendukung otomotif harus diperkuat.

“Kita sudah punya manpower dan pasar domestik yang berkembang. Diversifikasi ekspor otomotif tak butuh waktur terlalu lama,” katanya kepada Bisnis, Senin (16/6/2014).

Pemerintah dan pelaku usaha mematok volume penjualan produk otomotif ke luar negeri pada tahun ini 200.000 unit. Toyota selaku tulang punggung kinerja ekspor kendaraan roda empat menginginkan penaikan 30% dari 118.000 unit pada tahun lalu. Pabrikan sepeda motor kemungkinan mendulang ekspor seperti pada 2013.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat kuantitas ekspor mobil utuh selama 4 bulan pertama 65.088 unit. Untuk sepeda motor, berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), tercatat 11.307 unit periode Januari – Mei tahun ini.

 “Ekspor otomotif kita memang banyak di mobil penumpang serbaguna. Tapi kita juga perlu diversifikasi, kalau bisa produksi lebih banyak sedan disini. Sebelum kita ekspor sedan, kita harus punya basis konsumsi yang kuat untuk lebih banyak mass production sedan di sini,” ucap Edimon.

 Pebisnis otomotif merasa pemerintah perlu memangkas pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) sedan guna menekan harga jual di dalam negeri. Pengurangan pajak ini terutama didorong untuk sedan kecil (di bawah 1.500 cc) yang sekarang 30%.

PPnBM dinilai menghambat perkembangan pasar sedan karena membuat harga jual melambung. Walhasil minat konsumen domestik atas kendaraan ini minim sehingga prinsipal enggan menempatkan kegiatan produksi sedannya di Tanah Air.

“Kalau pasar sedan membesar, kendati penerimaan dari pajak berkurang, tetap saja revenue pemerintah besar karena penjualannya meningkat,” tutur Edimon.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat sepanjang tahun lalu Indonesia mengekspor 170.000 mobil utuh, naik 36% dari 125.000 unit pada 2012. Untuk periode yang sama rangkaian mobil terurai laku 105.000 unit atau tumbuh 5% dari 100.000 unit.

Ekspor otomotif ditargetkan terus meningkat jadi 200.000 unit mobil utuh dan 110.000 unit terurai pada tahun ini. "Untuk meningkatkan produksi yang akan diekspor butuh pengembangan teknologi dan pendalaman struktur industri," tutur Menteri Perindustrian M.S. Hidayat.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan nilai ekspor produk otomotif pada 2014 – 2015 bertumbuh sekitar 3,5% - 4,5%. Tapi realisasinya diperkirakan bisa menyentuh 10%.

Ari Satria, Direktur Pengembangan Pasar Informasi Ekspor Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, menyatakan sepanjang tahun lalu ekspor produk otomotif menghasilkan US$4,4 miliar. Dengan target pertumbuhan hingga 4,5% nilainya menjadi US$4,5 - US$4,6 miliar.

"Negara yang menjadi target peningkatan ekspor otomotif adalah Thailand, Arab Saudi, Filipina, Jepang, dan Malaysia," tuturnya.

Kontribusi masing-masing negara tersebut ialah 6,2% dari Thailand, 4,02% dari Arab Saudi, Filipina menyumbang 9,23%, Jepang 0,74%, dan Malaysia 4,02%. Sejumlah lima besar negara tujuan utama ekspor pada 2014 sama seperti tahun lalu.

Kemendag mencatat total ekspor produk otomotif Indonesia selama 2009 - 2013 tumbuh 28,35% pertahun. Khusus ke Pakistan nilainya US$20,22 juta dengan akumulasi pertumbuhan ekspor dalam 5 tahun 8,95%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini