Utang Luar Negeri Swasta Naik, Waspadai Currency Mismatch

Bisnis.com,21 Jun 2014, 18:48 WIB
Penulis: Kurniawan A. Wicaksono
Menkeu Chatib Basri/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Bukan hanya utang pemerintah yang meningkat, Bank Indonesia merilis data utang luar negeri swasta pada April 2014 mencapai US$145,6 miliar atau naik 13% dibandingkan dengan periode yang sama tahun.

Bank sentral mencatat utang luar negeri (ULN) pada April secara keseluruhan US$276,6 miliar, naik 7,6% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu atau melambat dibandingkan dengan Maret yang tumbuh 8,7% (y-o-y).

Menteri Keuangan M. Chatib Basri mengatakan kenaikan utang luar negeri swasta tersebut merupakan efek sentimen positif dari pasar dunia terhadap perusahaan domestik. Imbas dari sentimen tersebut, menurutnya, perusahaan asing berani over credit memberikan pinjaman.

Namun, Chatib menyayangkan interest rate di pasar domestik masih relatif tinggi sehingga banyak pengusaha dalam negeri yang memilih pinjaman luar negeri yang menawarkan bunga lebih murah.

“Yang harus dijaga itu currency mismatch. Kalau dia revenue dalam rupiah dan utangnya dalam dolar, rupiahnya mengalami deprisiasi, maka utangnya naik. Karena itu utang swasta harus dijaga,” tuturnya, Sabtu (21/6/2014).

Secara terpisah, Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Solihin M. Juhro menilai tingginya utang luar negeri swasta masih wajar karena kebutuhan pembangunan ekonomi di Indonesia semakin banyak.

“Perekonomian kita sedang tumbuh sehingga kebutuhan ekonomi kita banyak. Sementara itu, [supply] domestik tidak seimbang, sehingga perlu utang. Itu makanya utang sering meningkat,” ujarnya di Batam.

Menurut Solihin, kenaikan di kuartal II masih sesuai siklus yang ada karena berbarengan dengan pembayaran utang, dividen, dan repatriasi. Dengan pihak luar negeri, orang melihat kans untuk mendapatkan pembiayaan lebih besar.

Ia memastikan, dari segi nominal, utang luar negeri swasta akan meningkat terus. Namun, delta peningkatan pada kuartal III dan IV cenderung mengalami penurunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor:
Terkini