Pemerintah Buyback SUN senilai Rp1,25 Triliun

Bisnis.com,22 Jun 2014, 06:52 WIB
Penulis: Ismail Fahmi
Ilustrasi surat utang. Pemerintah Buyback SUN senilai Rp1,25 Triliun/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah melakukan lelang pembelian kembali (buyback) obligasi negara dengan cara penukaran (debt switch). Lelang dilakukan dengan menggunakan fasilitas Ministry of Finance Dealing System (MOFiDS).

Situs resmi Kemenkeu, Minggu (22/6/2014) menyebutkan  para peserta lelang menyampaikan penawaran 9 seri obligasi negara dari 11 seri obligasi yang ditawarkan oleh pemerintah, yang akan jatuh tempo pada 2014 hingga 2019.

Total jumlah nominal yang disampaikan para peserta mencapai Rp1,484 triliun, sementara jumlah nominal yang dimenangkan oleh pemerintah adalah sebesar Rp1,252 triliun.

Seri obligasi yang ditawarkan oleh pelaku pasar (source bonds) yaitu seri FR0026 yang akan jatuh tempo pada 15 Oktober 2014; seri FR0027 yang akan jatuh tempo pada 15 Juni 2015; seri FR0028 yang akan jatuh tempo pada 15 Juli 2017; seri FR0030 yang akan jatuh tempo pada 15 Mei 2016 dan  seri FR0036 yang akan jatuh tempo pada 15 September 2019;

Kemudian seri FR0038 yang akan jatuh tempo pada 15 Agustus 2018; seri FR0055 yang akan jatuh tempo pada 15 September 2016; seri FR0060 yang akan jatuh tempo pada 15 April 2017; dan seri FR0066 yang akan jatuh tempo pada 15 Mei 2018.

Sementara itu, pemerintah menawarkan beberapa seri obligasi penukar (destination bond) untuk menggantikan source bonds yang ditawarkan oleh pelaku pasar tersebut. Obligasi penukar yang ditawarkan oleh pemerintah yaitu seri FR0068 yang akan jatuh tempo pada 15 Maret 2034.

Lalu seri FR0069 yang akan jatuh tempo pada 15 April 2019; seri FR0070 yang akan jatuh tempo pada 15 Maret 2024; dan seri FR0071 yang akan jatuh tempo pada 15 Maret 2029.

Setelmen hasil lelang ini sendiri akan dilaksanakan pada Selasa (24/6/2014) mendatang, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini